Rabu 02 Feb 2022 18:54 WIB

Satgas: Kasus Covid-19 Melonjak Jadi 56 Ribu Pekan Ini

Angka ini meningkat hingga 40 kali lipat jika dibandingkan dengan awal Januari lalu.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat kenaikan kasus Covid-19 secara nasional yang melonjak menjadi 56 ribu kasus dalam satu pekan ini. Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, angka ini meningkat hingga 40 kali lipat jika dibandingkan dengan awal Januari lalu.

Ia menyebut, peningkatan kasus positif ini terjadi cukup tajam dan dalam waktu yang singkat. “Peningkatan kasus positif pada minggu ini adalah yang terbanyak. Jika sebelumnya kasus positif mingguan meningkat perlahan dari 1.400, kemudian 3.000, kemudian 5.400, kemudian meningkat cukup besar menjadi 14 ribu, dan di minggu ini kasus mengalami lonjakan menjadi 56 ribu kasus dalam satu minggu,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (2/2).

Baca Juga

Sedangkan pada kasus positif hariannya tercatat telah mencapai 16 ribu kasus per 1 Februari kemarin. Angka ini lebih tinggi daripada penambahan harian saat gelombang pertama pada Desember 2020 lalu.

Kenaikan tajam kasus positif ini menjadikan positivity rate harian dari pemeriksaan antigen dan PCR mencapai enam. Padahal sebelumnya, kata Wiku, positivity rate harian nasional sempat konsisten berada di angka nol hingga dua.

“Tentunya kenaikan kasus positif ini sudah seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk kembali merefleksikan kedisiplinan kita terhadap protokol kesehatan,” kata dia.

Kabar baiknya, meskipun terjadi lonjakan tajam kasus positif, namun tidak diikuti oleh peningkatan kasus kematian yang tajam. Wiku menyebut, angka kematian saat ini meningkat 14 kali lipat jika dibandingkan pada 1 Januari lalu.

Kendati demikian, jumlah ini masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan pada gelombang pertama di akhir 2020 lalu. “Dengan jumlah kasus positif yang sama, nyatanya kematian harian pada saat ini berjumlah 28 kematian. Sedangkan pada gelombang pertama lalu, kematian mencapai hingga lebih dari 300 orang dalam satu hari. Namun selalu saya tekankan, bahwa satu kematian saja terbilang nyawa,” jelasnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement