Sabtu 05 Feb 2022 00:05 WIB

Dokter Paru Sarankan Anak Sekolah Online Sampai Puncak Omicron Terlewati

Puncak kasus omicron diprediksi terjadi pada akhir Februari hingga pertengahan Maret.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pembelajaran tatap muka di tingkat sekolah dasar (Ilustrasi). Dokter paru merekomendasikan agar anak-anak, khususnya usia 6 hingga 11 tahun dan usia dini, bersekolah secara online hingga puncak kasus omicron terlewati.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pembelajaran tatap muka di tingkat sekolah dasar (Ilustrasi). Dokter paru merekomendasikan agar anak-anak, khususnya usia 6 hingga 11 tahun dan usia dini, bersekolah secara online hingga puncak kasus omicron terlewati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kelompok Kerja (Pokja), Pedoman dan Tata Laksana Covid-19 Satgas Covid-19 RSUP Persahabatan Dr dr Erlina Burhan SpP(K) menyarankan agar anak-anak tetap bersekolah secara daring (online) hingga puncak kasus infeksi SARS-CoV-2 varian omicron terlewati. Menurut prediksi Kementerian Kesehatan, lonjakan kasus Covid-19 akan terjadi pada akhir Februasi sampai pertengahan Maret 2022.

"Kalau tahu itu puncaknya, lebih baik anak-anak ditunda dulu sekolahnya sampai kita melewati puncak dan stabil, khususnya anak usia 6 sampai 11 tahun," kata dr Erlina kepada wartawan dalam acara konferensi pers virtual belum lama ini.

Baca Juga

Dr Erlina mengingatkan bahwa baru sebagian kecil saja anak usia 6 sampai 11 tahun yang mendapatkan vaksinasi Covid-19,. Di sisi lain, mereka dan kelompok usia dini sudah melaksankan pembelajaran tatap muka (PTM).

"Saya sebagai ibu-ibu agak miris melepas anak yang belum divaksinasi berinteraksi dengan banyak orang ditengah omicron sedang melonjak," ungkapnya.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement