Selasa 08 Feb 2022 19:38 WIB

Muslim Amerika Inisiasi Gerakan Pakaian Tertutup Bagi Muslimah Afghanistan

Muslimah Afghanistan memerlukan pakaian tertutup dan longgar seusia ajaran Islam.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
 Seorang anggota militer wanita merangkul dua wanita pengungsi Afghanistan setelah mereka berbicara dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin ketika dia mengunjungi sebuah kamp pengungsi Afghanistan di Pangkalan Bersama McGuire Dix Lakehurst, N.J., Senin, 27 September 2021. Muslim Amerika Inisiasi Gerakan Pakaian Tertutup Bagi Muslimah Afghanistan
Foto: AP/Andrew Harnik
Seorang anggota militer wanita merangkul dua wanita pengungsi Afghanistan setelah mereka berbicara dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin ketika dia mengunjungi sebuah kamp pengungsi Afghanistan di Pangkalan Bersama McGuire Dix Lakehurst, N.J., Senin, 27 September 2021. Muslim Amerika Inisiasi Gerakan Pakaian Tertutup Bagi Muslimah Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejak pindah ke Amerika Serikat (AS) enam bulan lalu, banyak pengungsi Afghanistan yang kesulitan mendapatkan pakaian tertutup yang sesuai dengan ajaran Islam. Atas dasar hal itulah, sebuah organisasi nirlaba Muslim, Triangle Association of Muslim American Mothers (TAMAM), mempelopori sebuah gerakan menyediakan pakaian lengan panjang atau longgar untuk wanita Afghanistan.

Presiden TAMAM Asma Khan mengatakan kebutuhan para pengungsi Afghanistan belum benar-benar terpenuhi. Terutama bagi Muslimah, yang memerlukan pakaian tertutup sesuai ajaran agama mereka.

Baca Juga

"Mungkin mereka tidak benar-benar dipahami dengan baik. Dan ini adalah komunitas kami, jadi ini adalah jenis pakaian yang kami kenakan. Banyak dari kami berasal dari komunitas seperti itu, jadi kami dapat memahami apa sebenarnya yang mereka cari dan menyediakannya untuk mereka," kata Asma Khan kepada Spectrum News, dilansir di laman About Islam, Selasa (8/2/2022).

Khan sendiri merupakan seorang Muslim Pakistan-Amerika. Karena itu, ia memahami kebutuhan wanita Muslim untuk mengenakan pakaian tertutup.

"Mereka meninggalkan semua yang mereka ketahui. Mungkin pakaian adalah sesuatu yang bisa mereka ambil perlahan, dan setidaknya memulai dengan pakaian yang mereka kenal dan berada di zona nyaman mereka sampai tingkat tertentu, sehingga mereka bisa perlahan melakukan transisi. Transisinya sangat mendadak, sangat berbeda dari yang mereka biasa gunakan," kata Khan.

Organisasi yang dipimpin Khan telah membantu memukimkan kembali para pengungsi dari negara-negara seperti Republik Demokratik Kongo dan Bangladesh. Khan mengungkapkan, sebagai umat Islam, mereka selalu merasa terpanggil melakukan pengabdian masyarakat dan membantu mereka yang membutuhkan bantuan.

"Dan siapa pun yang datang ke negara asing, terutama dalam keadaan mereka datang, bisa menggunakan lift, Anda tahu, bisa menggunakan kaki ke atas," lanjut Khan.

"Semua orang merasakan rasa persaudaraan, persaudaraan, merasa bertetangga dan bahwa kita adalah satu komunitas dan bahwa kita harus saling membantu," tambahnya.

Dengan kedatangan para pengungsi, beberapa kelompok Muslim telah memimpin upaya membantu para pengungsi di rumah baru mereka. Pada September 2021, orang-orang Indiana menyumbangkan ratusan sajadah, pakaian dan produk kebersihan pribadi kepada para pengungsi Afghanistan. Mereka percaya doa adalah hubungan dengan Tuhan yang dibutuhkan semua orang di saat-saat sulit. 

https://aboutislam.net/muslim-issues/n-america/muslim-women-lead-modest-clothing-drive-for-afghan-refugees/

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement