REPUBLIKA.CO.ID, MINSK — Presiden Belarusia Alexander Lukashenko membantah adanya berita yang menyebutkan hingga 200 tentara negara itu dikirim ke Suriah untuk bertugas bersama pasukan Rusia. Dalam pidato di pertemuan Dewan Keamanan Belarusia, Lukashenko mengatakan ada laporan palsu yang menyebut bahwa Rusia memutuskan mengirim pasukan dari negara itu.
Ia mengaku terkejut dan menyebut tidak mungkin ada pengiriman tentara dilakukan saat ini. “Menurut undang-undang saat ini, tidak mungkin mengirim pasukan ke luar negeri tanpa keputusan presiden. Saya tidak mengirim siapa pun ke Suriah,” ujar Lukashenko dilansir Yeni Safak, Rabu (9/2/2022).
Meski demikian, Lukashenko mengungkapkan Pemerintah Suriah telah lama meminta bantuan medis dari Belarusia. Ia mengatakan hal itu belum dapat dipenuhi karena situasi pandemi Covid-19. "Kami tidak ada hubungannya di sana. Jika diperlukan dokter, kami akan membantu," jelas Lukashenko.
Sebelumnya, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin menginstruksikan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri untuk bernegosiasi dan menandatangani perjanjian dengan Belarus untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Suriah. Rancangan perjanjian, yang diterbitkan di situs web Pemerintah Rusia, menyarankan pengiriman hingga 200 prajurit Belarusia ke Suriah secara eksklusif untuk tujuan kemanusiaan di luar zona pertempuran.