Kamis 10 Feb 2022 08:14 WIB

Perjuangan Pelajar India untuk Hak Berjilbab dan Sikap Represif Aparat 

Pelajar dan mahasiswa Muslimah India berjuang untuk peroleh hak berjilbab

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Serombongan siswa perempuan India berjalan menuju sekolah mereka di Udupi, India, Senin (7/2/2022). Pelajar India yang menggunakan jilbab dilarang memasuki ruang kelas mereka.
Foto:

Pemimpin partai oposisi Kongres Nasional India, Rahul Gandhi, mengkritisi kebijakan kontroversial itu. Menurutnya dengan melarang penggunaan hijab sama halnya menghalangi pendidikan mereka.  

“Kita merampok masa depan putri-putri India. Melarang siswa berhijab memasuki sekolah adalah pelanggaran hak-hak dasar,” tegasnya dilansir dari The Guardian pada Kamis (10/2/2022). 

Situasi ini juga mengundang kecaman dari pemenang hadiah Nobel perdamaian Malala Yousafzai, yang mengatakan situasinya mengerikan dan meminta para pemimpin India untuk menghentikan marginalisasi perempuan India. 

Mahasiswa Muslim di Dr BB Hegde College di Udupi menggambarkan bagaimana mereka datang ke kelas Kamis lalu dan mendapati mereka dilarang masuk oleh sekelompok besar pria, termasuk sesama mahasiswa, yang mengenakan selendang safron. Kelompok itu menuntut para mahasiswa Muslim melepas jilbab mereka. 

Pada Jumat, sembilan siswa perempuan Muslim dari lebih dari 1.000 yang terdaftar di perguruan tinggi telah dilarang masuk gerbang sekolah mereka. 

Kepala sekolah memberi tahu bahwa itu adalah perintah pemerintah dan bahwa mereka harus pergi ke kamar mandi untuk melepas jilbab mereka atau mereka tidak dapat menghadiri kelas. 

Setelah gadis-gadis itu menolak untuk melepas jilbab mereka, gerbang sekolah dikunci untuk mencegah mereka masuk dan beberapa petugas polisi dipanggil untuk berjaga. 

Seorang mahasiswa di perguruan tinggi tersebut, Rabiya Khan mengatakan bahwa kepemimpinan sekolah telah mendapat tekanan dari kelompok-kelompok Hindu sayap kanan. 

“Unsur-unsur Hindutva (nasionalisme Hindu garis keras) tidak memiliki masalah dengan jilbab, mereka memiliki masalah dengan seluruh identitas agama dan budaya kita,” katanya. 

Meskipun banyak siswa Hindu di kelas mereka secara pribadi telah menyuarakan dukungan untuk hak mereka mengenakan jilbab, mereka tetap diam, karena mereka takut dengan tindakan kelompok main hakim sendiri. 

Saat perselisihan meletus dan dia dipulangkan dari sekolah, orang tua Khan menyuruhnya melepas jilbab sehingga setidaknya dia masih bisa melanjutkan pendidikan, dengan ujian penting yang hanya tinggal dua bulan lagi. 

“Tetapi saya mengatakan kepada mereka bahwa jika kita menyerah, itu akan meningkatkan moral elemen komunal dan menciptakan masalah bagi siswa Muslim di masa depan,” kata Khan. “Kami harus berkorban dan tetap kuat,” tegasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement