REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kerap bertengger di posisi puncak sejumlah lembaga survei calon presiden 2024. Namun Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti, menilai insiden yang terjadi di Desa Wadas,Purworejo, Jawa Tengah sedikit banyak bakal memberi pengaruh terhadap elektabilitas Ganjar ke depan.
"Peristiwa Wadas ini tentu memberi catatan penting baik bagi Pak Ganjar sendiri maupun konstelasi pencapresan nasional. Saya merasa bahwa peristiwa Wadas itu setidaknya kalau tidak membuat elektabilitas Pak Ganjar menurun, ya berimplikasi pada tertahannya elektabilitas yang bersangkutan," kata Ray dalam sebuah diskusi daring, Jumat (11/2/2022).
Menurutnya akan sulit elektabilitas Ganjar bisa naik dalam waktu enam hingga delapan bulan ke depan. Ia memprediksi Ganjar akan mengalami ketertahanan kenaikan elektabilitas hingga 1,5 tahun sebelum pemilu digelar.
"Apakah model pencitraan dan sekaligus peraup suara atau elektabilitas yang dilakukan oleh Ganjar sebelumnya tetap akan digunakan untuk memupuk elektabilitas beliau? Bacaan saya sulit kalau Pak Ganjar tetap mempergunakan pola yang sama untuk meningkatkan elektabilitas itu akan sulit untuk 1-1,5 tahun ke depan," ujarnya.
Menurut Ray, Ganjar dinilai perlu mencari ikon baru untuk memperlihatkan dirinya di luar ikon sebagai calon pemimpin yang merakyat. Adanya peristiwa Wadas justru menjadikan ikon kerakyatan menjadi elitis.
"Tiba-tiba Pak Ganjar menjadi elitis sedemikian rupa itu sehingga ikon calon pemimpin merakyat itu menurut saya akan sulit kembali menaikkan pamor Pak Ganjar di masa yang akan datang ya, setidaknya di 2024," ungkapnya.