REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Selatan (Korsel) akan mulai memberikan dosis ke-4 vaksin Covid-19 pada akhir Februari. Korsel juga memasok jutaan alat tes mandiri tambahan untuk mengatasi krisis di tengah lonjakan kasus Omicron. Demikian keterangan menurut otoritas, Senin (14/2/2022).
Lonjakan infeksi mendorong kasus harian mencetak rekor. Namun penyebaran vaksinasi telah membantu membatasi jumlah kematian dan kasus parah. Hingga kini lebih dari 57 persen dari 52 juta penduduk Korsel telah menerima dosis booster (penguat). Kelompok berisiko tinggi akan menjadi prioritas dalam program vaksinasi ke-4 alias booster kedua, kata Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol saat rapat penanggulangan Covid-19.
"Kami berencana untuk menyuntikkan dosis ke-4 bagi penghuni panti wreda dan fasilitas perawatan serta pasien gangguan imun, mengingat lonjakan kasus di kalangan lansia 60 tahun ke atas baru-baru ini," katanya.
Sedikitnya 44,22 juta orang atau 86,2 persen populasi Korsel dianggap telah disuntik vaksin lengkap. Sebanyak 54.619 kasus baru pada Ahad (13/2/2022) menambah total kasus menjadi 1.405.246, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KDCA). Jumlah kematian Covid-19 juga bertambah 21 menjadi 7.102 orang.
Saat varian Omicron mendominasi Korsel Januari lalu, pemerintah mulai membatasi tes polymerase chain reaction (PCR) gratis bagi kelompok berisiko tinggi. Pada Ahad otoritas menerapkan waktu pendistribusian tiga pekan untuk alat tes mandiri, dengan membatasi penjualan daring atau apotek. Satu orang hanya boleh membeli maksimal lima alat tes. Kendati demikian, jumlah keseluruhan alat tes yang tersedia tidak akan dibatasi, kata otoritas, sebab pihaknya yakin stok akan memadai tanpa terjadinya penimbunan besar-besaran.
Menurut Kwon, sekitar 30 juta alat tes mandiri tambahan akan dipasok bulan ini guna mengurangi kekhawatiran terhadap kelangkaan. Pemerintah mengatakan berencana menyediakan 190 juta alat tes mandiri selama Maret, lebih dari dua kali lipat dari pasokan Februari.