REPUBLIKA.CO.ID, Yogyakarta – Lembaga Bahasa Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) mengadakan studi banding ke Pusat Bahasa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Rabu (9/2/2022). Studi banding ini disambut langsung Ketua Pusat Bahasa Fakultas Ilmu Budaya UGM Wening Udasmoro.
Wening menyampaikan pembuatan soal di Pusat Bahasa UGM melibatkan native speaker yang kompeten dalam bidang akademiknya masing-masing. "Dalam manajemen soal, tentunya harus dilakukan review (tinjauan) secara cermat oleh reviewer andal guna memastikan soal-soal tersebut layak diberikan ke test taker dan memastikan tidak adanya miss-spelling atau typo di dalam soal,” kata Wening.
Ia memaparkan soal yang telah ditinjau kemudian akan dilanjutkan ke implementasi teknologi tepat guna yang dapat diakses oleh test taker. Ketua Lembaga Bahasa Universitas BSI, Jimmi, mengatakan studi banding ini bertujuan untuk memperoleh infomasi yang lebih detil terkait manajemen pengelolaan Pusat Bahasa UGM.
“Hal tersebut dimulai dari informasi terkait struktur SDM, mutu soal (quality assurance), manajemen soal, penerapan teknologi di dalam pengelolaan pusat bahasa, serta bagaimana mekanisme penilaian dari tes kompetensi bahasa inggris seperti TOEFL & Academic English Profeciency Test (AcEPT),” tutur Jimmi.
Dari studi banding ke Pusat Bahasa UGM, diketahui bahwa SDM yang matang dan profesional dalam setiap kompetensi bidang akan dapat menentukan keberhasilan dari suatu Lembaga. “Selain itu pula, SDM harus memiliki dedikasi yang tinggi dan kuat dalam pengelolaan suatu lembaga bahasa,” jelas Jimmi.
Menurutnya soal-soal yang digunakan dalam pengujian kompetensi haruslah memiliki mutu soal (quality assurance) yang baik dan ketat. Selain itu tentunya harus selalu dilakukan pembaruan soal setahun sekali agar kualitas soal tetap terbarukan dan terjaga mutu soalnya.