Ahad 20 Feb 2022 19:15 WIB

Mengapa Kreator Kripto Sering Sembunyikan Identitas Asli?

Banyak pembuat konten NFT yang hanya menggunakan nama samaran.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
NFT The Bored Ape nomor 4,418
Foto: reuters
NFT The Bored Ape nomor 4,418

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dua sahabat dari Florida tidak pernah berniat mencari pusat perhatian. Namun, kemudian mereka membangun kerajaan bisnis bernilai jutaan dolar yang menjual seni digital. Orang-orang ingin tahu siapa mereka. 

Di bawah nama samaran “Gagamel” dan “Gordon Goner”, mereka menciptakan “Bored Ape Yacht Club”, koleksi 10.000 kartun kera dengan berbagai gaya rambut dan pakaian.

Baca Juga

Mereka menjual gambar-gambar ini sebagai token digital (NFT). Saat ini, sulit untuk mendapatkan NFT itu dengan harga kurang dari 280 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 4,022 miliar. Naiknya nilai penjualan ini sebagian berkat dukungan selebriti seperti Paris Hilton hingga Serena Williams.

Outlet berita AS BuzzFeed melakukan beberapa penyelidikan awal bulan ini dan mengungkap identitas mereka yang sebenarnya. Hal ini memicu kemarahan di kalangan penggemar di media sosial.

Doxing itu gila, membahayakan orang,” tulis seorang pengguna Twitter, mengkritik apa yang dilakukan BuzzFeed.

Doxing adalah istilah mencari tahu identitas seseorang yang bertentangan dengan keinginan orang tersebut. Kisah ini telah memfokuskan kembali perhatian pada anonimitas di dunia kripto.

Pencipta “Bored Apes” mungkin suka bersembunyi di dunia kripto. Namun, mereka adalah pemilik bisnis bernama Yuga Labs, jadi mereka harus mengikuti semua aturan biasa pengajuan perusahaan, termasuk menyediakan penerima manfaat yang disebutkan.

“Menggunakan nama samaran tidak membuat Anda anonim,” kata Alexander Stachtenko, pakar cryptocurrency untuk perusahaan KPMG.

 

Tidak jelas mengapa para pendiri Bored Apes ingin tetap anonim. Mereka telah memberikan beberapa wawancara dengan nama samaran mereka. Kritikus mengatakan siapa pun yang menghasilkan uang dari NFT akan bijaksana untuk mencari anonimitas. Namun, para penggemar senang menjadi bagian dari komunitas di mana kepemilikan NFT sering kali menjadi pintu gerbang ke gim dan fasilitas lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement