Senin 28 Feb 2022 15:12 WIB

AS ke China: Ini Bukan Waktunya Berdiri di Pinggir, Kutuk Presiden Putin

China mendorong agar Rusia dan Ukraina menyelesaikan persoalan dengan negosiasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden China Xi Jinping, kanan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara satu sama lain selama pertemuan mereka di Beijing, China pada 4 Februari 2022.
Foto: Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Presiden China Xi Jinping, kanan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara satu sama lain selama pertemuan mereka di Beijing, China pada 4 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) meminta Cina mengutuk langkah Rusia menyerang Ukraina. Beijing dinilai belum berbuat banyak dalam merespons tindakan agresif Moskow.

Sekretaris Pers Gedung Putin Jen Psaki mengungkapkan, China telah menerapkan beberapa sanksi yang dikenakan AS dan sekutunya terhadap Rusia atas keputusan menyerang Ukraina. Namun, dia menekankan, Beijing harus berbuat lebih banyak.

Baca Juga

“Ini bukan waktunya untuk berdiri di pinggir lapangan. Ini saatnya untuk vokal dan mengutuk tindakan Presiden (Rusia Vladimir) Putin dan Rusia yang menyerang negara berdaulat,” kata Psaki dalam sebuah wawancara dengan MSNBC.

Dia mengungkapkan, Presiden AS Joe Biden belum melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping tentang krisis Rusia-Ukraina. Kendati demikian, Psaki tak menutup kemungkinan pembicaraan semacam itu bakal terjadi pada masa mendatang.

"Tetapi ada juga langkah-langkah penting bagi kepemimpinan China untuk melihat diri mereka sendiri dan benar-benar menilai di mana mereka ingin berdiri saat buku-buku sejarah ditulis," ujar Psaki.

Biden telah melayangkan kecaman atas serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu. "Putin akan menjadi paria di panggung internasional. Setiap negara yang menyetujui agresi telanjang Rusia terhadap Ukraina akan ternoda oleh keterkaitan,” ujarnya.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement