REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN— Pemerintah Jerman telah setuju untuk untuk menyediakan dana lebih dari Rp 10 triliun untuk perawatan di rumah dan layanan pendukung bagi korban Holocaust.
Bantuan ini dijelaskan organisasi yang menangani klaim atas nama orang Yahudi yang menderita di bawah Nazi Jerman.
Pengumuman itu datang pada Rabu (2/3/2022) ketika Kanselir Jerman Olaf Scholz berada di Israel untuk pertama kalinya sejak menjadi pemimpin negara.
Scholz mengunjungi peringatan Holocaust Israel Yad Vashem bersama Perdana Menteri Israel Naftali Bennett di Yerusalem.
Konferensi yang berbasis di New York tentang Klaim Material Yahudi Terhadap Jerman juga disebut sebagai Konferensi Klaim, mengatakan bahwa uang itu akan didistribusikan ke lebih dari 300 organisasi kesejahteraan sosial secara global.
“Kami bangga mengumumkan alokasi signifikan ini pada saat dana ini sangat penting, karena usia, kemiskinan, dan meningkatnya kecacatan dari populasi kami yang selamat,” kata Gideon Taylor, presiden organisasi tersebut dilansir dari Aljazirah, Rabu (2/3/2022).
“Kami tahu dana ini memberikan dukungan vital selama masa-masa sulit ini,” katanya.
Dana tambahan tersebut merupakan jumlah terbesar yang pernah dialokasikan untuk Konferensi Klaim untuk layanan kesejahteraan dalam satu tahun, kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan.
Diperkirakan dana tersebut akan membayar layanan untuk sekitar 120 ribu korban selamat Holocaust yang miskin.
Pembayaran sebelumnya
Sejak 1952, pemerintah Jerman telah memberikan bantuan dana kepada individu untuk penderitaan dan kerugian akibat penganiayaan oleh Nazi.
Konferensi Klaim tahun lalu mendistribusikan Rp 9 triliun dalam bentuk hibah kepada ratusan agen layanan sosial di seluruh dunia.
Baca juga: 3 Tanda yang Membuat Mualaf Eva Yakin Bersyahadat
Dana tersebut didistribusikan ke organisasi kesejahteraan sosial di daerah di mana sejumlah besar penyintas tinggal, untuk memastikan layanan vital, seperti perawatan di rumah, perawatan medis, bantuan darurat dan makanan, tersedia bagi para penyintas Holocaust di sana.
“Orang yang selamat akan didukung di mana pun mereka tinggal, baik di daerah yang dilanda perang atau zona konflik, dan apa pun rintangannya,” kata Greg Schneider, wakil presiden eksekutif Konferensi Klaim.
Dengan berakhirnya Perang Dunia II sekarang lebih dari 76 tahun yang lalu, semua korban selamat Holocaust yang hidup adalah orang tua, dan banyak yang menderita berbagai masalah medis karena mereka kekurangan nutrisi yang tepat ketika mereka masih muda Banyak juga yang terisolasi, kehilangan keluarga mereka dalam perang.