Selasa 08 Mar 2022 00:15 WIB

Obesitas Meningkat di Kalangan Anak Muda Bangladesh

Obesitas di Bangladesh akibat budaya makanan cepat saji dan perubahan gaya hidup.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Makanan cepat saji salah satu penyebab obesitas di Bangladesh
Foto: www.freepik.com
Makanan cepat saji salah satu penyebab obesitas di Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Obesitas dan kelebihan berat badan yang mengkhawatirkan meningkat di Bangladesh, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Kondisi ini akibat budaya makanan cepat saji dan perubahan gaya hidup.

Profesor dari Institut Ilmu Gizi dan Makanan Dr Khurshid Jahan mengatakan,  jumlah anak-anak yang obesitas di Bangladesh telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga

"Saat ini, anak-anak dan remaja yang menderita obesitas terlihat di mana-mana, termasuk sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan tempat-tempat lain," ujarnya dikutip dari Anadolu Agency.

Dr Jahan menyatakan kebiasaan makan, khususnya di perkotaan, telah berubah secara dramatis. Dia percaya, sebagai akibat dari urbanisasi dan faktor sosial ekonomi lainnya, kebanyakan orang tua terbebani dengan tanggung jawab profesional dan hanya memiliki sedikit waktu untuk menyiapkan makanan di rumah untuk anak-anaknya.

"Pendekatan paling sederhana adalah dengan membeli makanan siap saji yang sudah dikemas atau membeli produk makanan cepat saji beku agar mudah dimasak di rumah untuk menghemat waktu," ujar Dr Jahan.

"Anak-anak, serta orang-orang dari segala usia, telah beradaptasi dengan gaya hidup barat yang mengonsumsi makanan cepat saji secara acak di Bangladesh," katanya merujuk pada ketentuan hukum Bangladesh, warga negara berusia 18 tahun ke bawah dianggap anak-anak, sedangkan pemuda berusia 10 hingga 19 tahun dianggap remaja.

Menurut penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diterbitkan pada Juni 2021, obesitas di seluruh dunia meningkat hampir tiga kali lipat sejak 1975. Pada 2016, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa atau 18 tahun ke atas, kelebihan berat badan.

"Lebih dari 340 juta anak-anak dan remaja berusia 5-9 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2016,” kata laporan tersebut menekankan bahwa 39 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada 2020.

Menurut sebuah studi bersama yang diterbitkan pada 2014 oleh Biro Statistik Bangladesh (BBS) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), obesitas mempengaruhi 1,4 persen anak di bawah usia lima tahun di Bangladesh Di samping itu, 17,9 persen anak-anak di negara delta Asia Selatan yang berpenduduk hampir 170 juta orang mengalami obesitas, sedangkan masalah yang sama di kalangan remaja adalah 23,6 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement