REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --Hanya karena Roman Abramovich ingin menjual Chelsea, tidak berarti ia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Kecuali kalau ada pembeli yang bisa menyelesaikan proses ambil alih dengan cepat.
Tapi tidak semudah itu. Bank Rusia dan perusahaan dikenai sanksi, bisnis dari seluruh dunia juga ditarik keluar dari negara yang dulunya bernama Uni Soviet tersebut.
Oleh karena itu, tidak akan mudah berbisnis dengan Abramovich. Bukan hanya itu, investor juga suka membeli bisnis yang dapat mereka ubah. Namun, apa yang diharapkan dari 2,5 miliar poundsterling hingga 4 miliar pounds atau Rp 47 triliun hingga Rp 75 triliun, dengan the Blues sudah menjadi klub top baik di Inggris maupun di Eropa.
Pemilik baru perlu menghabiskan 1 miliar pounds lagi untuk membangun kembali Stamford Bridge, tanpa punya hak milik, atau membangun stadion baru. Selain itu, pemilik baru juga harus membiayai operasional tim jika ingin terus beroperasi dengan model bisnis Abramovich.
''Orang yang membeli klub sepak bola menginginkan apa yang mereka sebut sebagai 'proyek'. Tapi Chelsea sudah menjadi juara dunia dan Eropa. Apalagi yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan mereka di lapangan? Berapa banyak uang yang akan mereka hasilkan?'' kata jurnalis Kaveh Solhekol, dikutip dari Skysports, Rabu (9/3).
Newcastle United dibeli seharga 300 juta poundsterling untuk berbagai alasan. Salah satunya adalah peluang investasi. Pemilik baru mereka berpikir dapat menjadikan the Magpies lebih besar dan sesukses Chelsea suatu hari nanti. Pemilik baru Newcastle berharap dalam waktu 10 tahun klubnya bisa bernilai 3 miliar pounds.
Namun hitung-hitungan investasi semacam itu di atas kertas tidak mungkin didapat dari Chelsea. Apalagi, dengan aturan Financial Fair Play yang baru, pemilik tidak boleh begitu saja jor-joran mengeluarkan uang untuk membeli pemain.
Hal tersebut berbeda dengan ketika Roman Abramovich membeli Chelsea. Pengusaha minyak asal Rusia itu telah menghabiskan 1,5 miliar pounds selama 19 tahun, dan laporan keuangan terbaru menunjukan mereka rugi 145 juta pounds untuk tahun pajak hingga akhir Juni 2021.
Meski penjualan Chelsea seolah menemui jalan terjal, peminat untuk membeli klub asal London itu tetap ada. Miliarder Turki, Murshan Bayrak, mengungkapkan dirinya telah melakukan pendekatan resmi untuk membeli Chelsea. Setelah mengumumkan akan mengakhiri kepemilikan selama 19 tahun di Stamford Bridge, Roman Abramovich ingin menjual the Blues.
Jika tidak ada perubahan, Chelsea akan dijual seharga 2,5 miliar poundsterling hingga 4 miliar pounds atau Rp 47 triliun hingga Rp 75 triliun. Namun niat jual cepat mungkin akan mempengaruhi harga tersebut.
Kabar yang beredar, ada calon pembeli juga dari Amerika Serikat dan Timur Tengah, Bayrak, bos perusahaan konstruksi AB Group. Bayrak kini disebut-sebut berada di garis terdepan untuk bisa mengambil alih kepemilikan Chelsea.
''Kami mencapai tahap tertentu. Departemen hukum dan kekuangan kami akan mulai bicara dengan mereka di London pada Selasa. Pada Selasa waktu setempat, kami akan memberitahu Kantor Akuntan Publik (KAP),'' ucap Bayrak, dikutip dari Sportsmole.
Bayrak mengatakan, banyak orang membicarakan soal pembelian Chelsea. Ia mengakui kalau negosiasi dengan Abramovich telah menunjukan perkembangan positif. ''Dunia yakin kami memiliki peluang 90 persen untuk menyelesaikan kesepakatan. Abramovich juga berpikir sama,'' ungkap Bayrak.
Terbaru, sebuah grup perusahaan Arab Saudi berencana memberikan penawaran untuk Chelsea. Dikutip dari Tribalfootball, konsorsium swasta Saudi, yang dipimpin oleh Saudi Media, mengungkapkan ketertarikan untuk membeli Chelsea melalui Raine Group, bank dagang New York yang telah ditunjuk untuk mencari pembeli.
Mereka menetapkan deadline sampai 15 Maret untuk memberikan penawaran. Namun sumber yang dekat dengan the Blues menyebut, pemilik Roman Abramovich, masih skeptis dengan semua calon pembeli, yang telah mengungkapkan ketertarikan mereka ke publik, termasuk pengusaha kemitraan Swiss/Amerika Hansjorg Wyss dan Todd Boehly.