Kamis 10 Mar 2022 14:51 WIB

ISIS Mengaku Senang dengan Perang Rusia-Ukraina, Ini Alasannya

ISIS menilai Rusia dan Ukraina keduanya adalah musuh Islam

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Mobil melewati tank Rusia yang hancu di pinggiran Kyiv, Ukraina (Ilustrasi). ISIS menilai Rusia dan Ukraina keduanya adalah musuh Islam
Foto: AP/Vadim Ghirda
Mobil melewati tank Rusia yang hancu di pinggiran Kyiv, Ukraina (Ilustrasi). ISIS menilai Rusia dan Ukraina keduanya adalah musuh Islam

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS— Kelompok bersenjata ISIS telah memuji perang Rusia-Ukraina karena dinilai akan menghancurkan musuh-musuh Islam. Mereka menyebut perang ini adalah 'hukuman ilahi' bagi Barat yang biasa memerangi Muslim.  

Kelompok teror itu menyebut invasi Rusia terhadap tetangganya sebagai 'pejuang salib melawan tentara salib' dalam artikel satu halaman penuh di buletin al-Naba-nya.

Baca Juga

Mereka juga mengatakan Muslim tidak boleh memihak dalam perang dan meramalkan bahwa akan ada 'konsekuensi besar' terlepas dari hasilnya. 

"Apa yang terjadi hari ini, perang berdarah langsung antara tentara salib Ortodoks, Rusia dan Ukraina hanyalah salah satu contoh hukuman Tuhan bagi mereka," jelas ISIS dalam editorialnya dilansir dari Daily Mail, Rabu (9/3/2022). 

"Apakah panjang atau pendek, perang Rusia-Ukraina ini hanyalah awal dari perang berikutnya antara negara-negara Tentara Salib. Dan gambar kehancuran dan kematian yang kita lihat hanyalah adegan kecil dari situasi di mana perang besar dimulai," tambahnya.  

ISIS menambahkan invasi itu 'tidak mengejutkan', dengan mengatakan itu adalah 'keadaan persaingan yang terus meningkat antara Amerika dan Rusia untuk mengendalikan negara-negara Eropa Timur. Terutama setelah kebijakan dukungan yang dilakukan Amerika Serikat.  

Seperti diketahui, Putin membentuk aliansi dengan Bashar Al Assad melawan ISIS dalam perang saudara Suriah. Sementara Volodymyr Zelensky adalah Yahudi dan Ukraina adalah anggota Koalisi Global untuk Mengalahkan ISIS. 

ISIS kini telah memperjelas posisinya dengan berharap kehancuran total di kedua sisi yang akan melepaskan kekacauan global dan menjatuhkan Barat. 

Para teroris mengatakan invasi itu adalah hukuman atas mereka karena ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan.  

Artikel itu menambahkan: "Pejuang salib melawan tentara salib masih dalam masa pertumbuhan, jadi, ya Tuhan, abadikan perang mereka dan hancurkan hati mereka." 

ISIS juga tidak mendukung pasukan Muslim Chechnya yang telah direkrut ke dalam perang oleh Putin. 

Mereka mencap para pejuang, yang dipimpin oleh Ramzan Kadyrov sebagai 'milisi murtad', dan membandingkan mereka dengan mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai yang berjuang bersama George Bush dan Amerika Serikat melawan Taliban.

Pekan lalu, Kremlin mengklaim Amerika Serikat melatih Jihadis ISIS untuk berperang bersama Ukraina dalam perang, sebagai bagian dari kampanye informasi yang salah oleh Putin. 

Sementara Badan intelijen Rusia mengatakan Amerika Serikat telah melatih para teroris dalam metode perang subversif dan teroris dengan fokus pada wilayah Donbass.

 

Sumber: dailymail  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement