Kamis 10 Mar 2022 21:33 WIB

Skenario Terbaik dan Terburuk Kemenkes Menuju Endemi Covid-19

Kemenkes siapkan tiga skenario untuk menghadapi kemungkinan adanya varian baru.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Endang Budi Hastuti.
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Endang Budi Hastuti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini Kementerian Kesehatan sedang menyiapkan transisi Indonesia menuju endemi Covid-19. Terdapat tiga skenario yang disiapkan, mulai dari yang terbaik hingga terburuk.

Koordinator Substansi Penyakit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes, Endang Budi Hastuti mengatakan, ketiga skenario tersebut disusun berdasarkan prediksi tingkat keparahan varian hingga kemungkinan efektivitas vaksin 'memudar' seiring waktu. Untuk skenario terburuk, Indonesia disebut belum bisa menuju endemi lantaran kemunculan varian baru, saat kasus Covid-19 sebelumnya sudah mereda.

Baca Juga

"Skenario terburuknya adalah munculnya varian baru yang lebih tinggi penularan dan risiko keparahannya dan juga kemungkinan terjadinya penurunan efektivitas vaksin yang signifikan seiring waktu," ujarnya dalam diskusi daring, Kamis (10/3/2022).

Endang menekankan, situasi pandemi tidak bisa diprediksi. Pada 2021, Indonesia mengalami gelombang kedua varian delta yang menyebabkan fatalitas yang sangat buruk. Sempat mereda, namun saat ini Indonesia kembali mengalami penambahan kasus karena muncul varian omicron yang pertama kali di Afrika Selatan.

Berikut 3 Skenario Kemenkes:

Skenario terbaik: Varian yang mungkin muncul lebih ringan (tingkat transmisi dan risiko keparahan rendah), proteksi dari vaksi dapat dipertahankan dalam level yang tinggi tanpa perlu ada perubahan dari program atau jenis vaksinasi yang ada.  

Skenario dasar: Penurunan tingkat penularan dan keparahan berlanjut. Akan ada beberapa gelombang kecil sebagai hasil adanya kelompok rentan (penurunan efektivitas vaksin dan sebagiannya) atau kemungkinan seasonal pattern.

Skenario terburuk: Muncul varian baru yang lebih tinggi penularan dan risiko keparahannya, penurunan efektivitas vaksin yang signifikan seiring waktu (wanning immunity).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement