REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan untuk belajar hidup berdampingan dengan Covid-19. UEA juga memutuskan untuk tidak lagi menjadikan pandemi Covid-19 sebagai prioritas utama dalam bisnis kesehatan.
“Kami tidak pernah ingin bergantung pada Covid-19. Kami tidak ingin masuk ke bisnis kemenangan cepat. Kami masuk dengan cepat, dan kami keluar dengan cepat,” kata pendiri, ketua, dan direktur pengelola VPS Healthcare Group, Shamsheer Vayalil, dilansir dari Alarabiya, Selasa (15/3/2022).
Vayalil juga mengatakan, bahwa ia tidak akan melihat angkat harian Covid-19 lagi. Covid-19 juga akan dianggap sama seperti flu biasa. Kendati demikian, masker tetap dianjurkan untuk sementara waktu.
“Kami perlu belajar untuk hidup dengan Covid-19. Kita harus kembali normal demi ekonomi dan ini (covid) sudah menjadi bagian dari kita,“ jelasnya.
Di seluruh dunia, pejabat kesehatan masyarakat dan pakar penyakit menular mengatakan ada kemungkinan besar bahwa Covid-19 akan menjadi penyakit endemik dan pemerintah mulai mempertimbangkan untuk beralih ke pendekatan 'hidup dengan virus'. Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan sebelumnya, bahwa terlalu dini bagi negara-negara untuk memperlakukan Covid sebagai penyakit endemik seperti flu.
Di seluruh UEA, pakar media lainnya menggemakan pandangan bahwa ancaman Covid-19 dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari akan terus berkurang. Penjabat Direktur dan Konsultan Medis Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Internasional Bareen, Mohamed Khalafallah mengatakan UEA telah mencabut pembatasan secara bertahap pada kegiatan dan acara di sektor ekonomi, pariwisata, fasilitas hiburan, pusat perbelanjaan, dan moda transportasi.
“Bergerak menuju pelonggaran pembatasan Covid-19 dapat dikaitkan dengan tingkat vaksinasi yang tinggi di negara ini dan komitmen yang kuat dari masyarakat umum untuk terus mengikuti langkah-langkah kesehatan dan keselamatan dasar seperti sering mencuci tangan/mensanitasi, memakai masker wajah, menjaga jarak fisik,” terangnya.