Jumat 18 Mar 2022 04:43 WIB

Delegasi G20 Disambut dengan Jamuan Makan Malam Ala Keraton Yogyakarta

Kemendikbudristek menjamu delegasi G20 dengan makan malam ala bangsawan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Kemendikbudristek menjamu delegasi G20 dengan makan malam ala bangsawan Keraton Yogyakarta. Ilustrasi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Kemendikbudristek menjamu delegasi G20 dengan makan malam ala bangsawan Keraton Yogyakarta. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjamu para delegasi Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20 dengan jamuan makan malam ala bangsawan Keraton Yogyakarta, yakni Ladosan Dhahar Kembul Bujana. Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 Iwan Syahril mengatakan melalui tradisi Ladosan Dhahar Kembul Bujana diharapkan para delegasi bisa mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan selama berada di Yogyakarta.

"Malam ini, kami ingin memperkenalkan kepada Anda mengenai budaya dan tradisi berusia ratusan tahun yang diwujudkan dalam bentuk keramahtamahan, tarian, dan masakan," tuturnya saat memberikan sambutan sebelum jamuan makan malam.

Baca Juga

Ladosan Dhahar Kembul Bujana adalah sebuah tradisi makan menyerupai tatanan fine dining yang mengadaptasi tradisi makan raja-raja Jawa di masa lampau. Tradisi makan ini melibatkan beberapa orang untuk memberikan layanan khusus pada anggota kerajaan.

Para pramusaji mengenakan pakaian adat yang identik dengan abdi dalem keraton. Makanan dibawa oleh pramusaji dalam wadah kayu yang dipikul di pundak. Wadah kayu yang dikenal sebagai jodhang ini dibawa seorang punggawa yang berjalan di depan sambil memegang songsong atau payung kuning kerajaan.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (17/3/2022), Iwan Syahril menuturkan tradisi makan malam itu berlangsung di Bale Kambang. Bale Kambang merupakan salah satu rumah peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono VII yang kini dijadikan museum.

Prosesi Ladosan Dhahar Kembul Bujana untuk para delegasi EdWG G20 itu diawali dengan parade oleh tujuh petugas perempuan dan laki-laki yang berjalan kaki dari dapur utama menuju Gadri atau Bale Kambang. Pembawa Jodhang, dipimpin oleh seorang Bekel atau Cucuk Lampah, yang kemudian disusul oleh pembawa tembang di sebelah kiri, bersama empat petugas yang membawa Jodhang, dan terakhir pramusaji perempuan yang bertugas menyajikan hidangan di meja tamu.

Sebanyak 11 menu dihidangkan untuk para delegasi G20 mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup. Menut tersebut yakni Bir Jawa, Roti Jok Semur Ayam, Ledre Pisang, Salad Mentimun, Nasi Pandan Wangi, Dendeng Age, Sapitan Lidah, Zwaart Zuur (Bebek Asam Hitam), Lombok Kethok Sandung Lamur, Setup Pakis Taji, dan Rondo Topo dengan Saus Karamel. Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pelajar dan kental dengan adat dan budayanya dipilih sebagai tuan rumah pelaksanaan Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20 yang berlangsung pada 16-18 Maret 2022.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement