Sabtu 19 Mar 2022 23:15 WIB

Sri Lanka Batalkan Ujian Sekolah karena Kekurangan Kertas

Sri Lanka kekurangan uang dolar untuk membayar impor kertas

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Tampak seorang siswa di salah satu sekolah di Sri Lanka
Foto: flickr.com
Tampak seorang siswa di salah satu sekolah di Sri Lanka

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Sri Lanka membatalkan ujian bagi jutaan siswa sekolah karena kekurangan kertas. Sri Lanka mengalami kekurangan pasokan uang dolar untuk membayar impor.

Otoritas pendidikan mengatakan, ujian semester yang dijadwalkan pada Senin (21/3/2022) ditunda tanpa batas waktu karena kekurangan kertas. Sri Lanka menghadapi krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaan pada 1948.

“Kepala sekolah tidak dapat mengadakan tes karena pencetak tidak dapat mengamankan devisa untuk mengimpor kertas dan tinta yang diperlukan,” kata Departemen Pendidikan, dilansir Alarabiya, Sabtu (19/3).

Sri Lanka mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh kekurangan cadangan devisa untuk membiayai impor barang penting. Hal ini telah membuat Sri Lanka kehabisan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Pekan ini, Sri Lanka akan mencari dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menyelesaikan krisis utang luar negeri yang memburuk dan menopang cadangan eksternal.

Dana Moneter Internasional pada Jumat (18/3) sedang mempertimbangkan permintaan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa untuk membahas bailout.

Tahun ini, Sri Lanka harus melunasi utang sekitar 6,9 miliar dolar AS. Tetapi cadangan mata uang asing Sri Lanka pada akhir Februari mencapai sekitar 2,3 miliar dolar AS.

Antrian panjang terjadibdi seluruh negeri untuk bahan makanan dan baham bakar. Pemerintah melakukan pemadaman listrik bergilir serta5 penjatahan susu bubuk, gula, lentil dan beras.

Awal tahun ini, Sri Lanka meminta Cina, yang merupakan salah satu kreditur utamanya, untuk membantu menunda pembayaran utang. Tetapi hingga kini belum ada tanggapan resmi dari Beijing.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement