Selasa 29 Mar 2022 00:05 WIB

PM Israel Positif Terinfeksi Covid-19

PM Israel positif Covid-19 dan dilaporkan baik-baik saja dan tetap jalankan tugas

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett positif terinfeksi Covid-19. Kondisinya dilaporkan baik-baik saja dan akan tetap menjalankan tugasnya selama menjalani masa isolasi.
Foto: Abir Sultan/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett positif terinfeksi Covid-19. Kondisinya dilaporkan baik-baik saja dan akan tetap menjalankan tugasnya selama menjalani masa isolasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Naftali Bennett positif terinfeksi Covid-19. Kondisinya dilaporkan baik-baik saja dan akan tetap menjalankan tugasnya selama menjalani masa isolasi.

“Perdana Menteri Naftali Bennett telah terinfeksi Covid-19. Dia baik-baik saja dan akan melanjutkan pekerjaannya seperti biasa dari kediamannya,” kata pemerintah Israel dalam sebuah pernyataan pada Senin (28/3/2022), dikutip laman Anadolu Agency.

Bennett tetap melakukan pertemuan dengan menteri pertahanan dan keamanan internal Israel pada Senin pagi. Mereka hendak membahas serangan bersenjata di Hadera yang menewaskan dua orang dan melukai puluhan lainnya. Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Serangan bersenjata itu dilakukan dua pria Arab. Polisi Israel telah menembak mati kedua pelaku. Pada Ahad (27/3/2022) lalu, Bennett menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Blinken hendak berpartisipasi dalam pertemuan puncak enam pihak yang turut melibatkan Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Maroko. Salah satu isu utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah tentang ancaman Iran.

Pada September 2020, Israel telah menandatangani kesepakatan perjanjian damai dengan Bahrain dan UEA.  Hal itu tercapai berkat mediasi dan dukungan AS di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump. Kesepakatan normalisasi tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords. Selain UEA dan Bahrain, AS pun membantu Israel melakukan normalisasi diplomatik dengan Sudan serta Maroko.

Palestina mengecam kesepakatan damai yang dilakukan empat negara Muslim tersebut. Menurut Palestina, hal itu merupakan tikaman bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement