Rabu 30 Mar 2022 01:16 WIB

Shanghai Terapkan Kebijakan Karantina Wilayah

Karantina dilakukan selama sembilan hari untuk menekan kasus Covid-19.

Rep: Umi Nur Fadhillah/ Red: Friska Yolandha
Warga berjalan di pedestrian yang kosong di Shanghai, China, Senin (29/3/2022). Shanghai melakukan karantina wilayah dua tahap terhadap 26 juta penduduknya pada Senin.
Foto: AP Photo/Chen Si
Warga berjalan di pedestrian yang kosong di Shanghai, China, Senin (29/3/2022). Shanghai melakukan karantina wilayah dua tahap terhadap 26 juta penduduknya pada Senin.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pusat keuangan China di Shanghai meluncurkan karantina wilayah dua tahap terhadap 26 juta penduduknya pada Senin (18/3/2022), seperti menutup jembatan dan terowongan, serta membatasi lalu lintas jalan raya dalam upaya menahan lonjakan kasus Covid-19. Kebijakan karantina wilayah itu membelah kota terpadat di China di sepanjang Sungai Huangpu selama sembilan hari.

Ini adalah gangguan terkait covid terbesar yang melanda Shanghai, bahkan menekan harga komoditas, termasuk minyak dan tembaga lebih rendah di tengah kekhawatiran pembatasan lebih lanjut yang dapat merusak permintaan di China.

Baca Juga

Penduduk di sebelah timur Huangpu diminta tetap tinggal di rumah mereka. Beberapa mengatakan petugas kesehatan tiba untuk melakukan tes sejak pukul 07.00 waktu setempat pada Senin (28/3/2022).

Orang-orang di bagian barat bergegas untuk menimbun makanan dan barang-barang lainnya, saat mereka bersiap menghadapi karantina wilayah mulai 1 April 2022. Layanan pengiriman kewalahan dan supermarket kehabisan persediaan barang. Beberapa pengguna media sosial mengunggah gambar tentang apa saja barang yang berhasil mereka beli.

"Banyak pasar grosir sekarang tutup. Beberapa pedagang enggan membeli sayuran. Jika kami tidak bisa mendapatkan sayuran dari pedagang grosir atau pasar basah tutup, kami habis,” kata seorang pemilik kios berusia, Bi Yingwu (50 tahun), Selasa (29/3/2022).

Pembatasan itu menandai perubahan haluan bagi pihak berwenang Shanghai, yang baru-baru membantah kota itu akan menerapkan karantina wilayah. Anggota tim ahli Covid Shanghai, Wu Fan mengatakan tes massal baru-baru ini telah menemukan infeksi "skala besar" di seluruh kota, yang memicu respons lebih kuat.

“Menahan wabah skala besar di kota kami sangat penting karena, begitu orang yang terinfeksi dikendalikan, kami telah memblokir penularannya,” ujar Wu.

Angka infeksi dan kematian rendah menurut standar global. Namun, China telah memberlakukan kebijakan nol-covid yang telah menutup perbatasannya untuk pelancong selama dua tahun, serta bergegas untuk mematikan setiap rantai infeksi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement