Rabu 30 Mar 2022 06:13 WIB

Komnas HAM Klaim Telusuri Kematian Dokter Sunardi

Dokter Sunardi ditembak Densus 88 karena diduga terkait jaringan terorisme.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ilham Tirta
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menunjukan bukti  rekaman CCTV kronologi penangkapan terduga teroris dokter Sunardi saat konferensi pers di Komnas HAM, Jakarta, Selasa (15/3/2022). Komnas HAM menyampaikan hasil pemeriksaan terhadap Densus 88 terkait peristiwa penembakan terduga teroris dokter Sunardi di kawasan Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (9/3/2022) lalu. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menunjukan bukti rekaman CCTV kronologi penangkapan terduga teroris dokter Sunardi saat konferensi pers di Komnas HAM, Jakarta, Selasa (15/3/2022). Komnas HAM menyampaikan hasil pemeriksaan terhadap Densus 88 terkait peristiwa penembakan terduga teroris dokter Sunardi di kawasan Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (9/3/2022) lalu. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengklaim terus mendalami kematian dokter Sunardi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Dokter malang itu menghembuskan nafas terakhir karena ditembak oleh Detasemen Khusus Anti Terorisme 88 (Densus 88) pada Rabu, 9 Maret 2022.

Lembaga itu juga mengklaim penyelidikan mereka untuk memastikan ada atau tidaknya unsur pelanggaran HAM dalam insiden tersebut. "Tim telah melakukan tinjauan lokasi kejadian dan meminta keterangan sejumlah pihak terkait untuk memastikan ada tidaknya pelanggaran HAM dalam upaya penegakan hukum tersebut," kata Koordinator Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Endang Sri Melani dalam keterangan, Selasa (29/3/2022).

Baca Juga

Menurut dia, kegiatan pendalaman itu menjadi kelanjutan dari keterangan Densus 88 kepada Komnas HAM pada 15 Maret 2022. Namun, belum ada kejelasan apa yang ditemukan Komnas HAM dalam penelusurannya itu.

Dokter Sunardi membuka praktik di rumahnya di RT 03/RW 07 Kampung Bangunharjo, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia ditembak mati oleh Densus 88 karena diduga terlibat jaringan terorisme. Densus 88 mengklaim dokter itu melakukan perlawanan secara agresif kepada petugas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement