Selasa 05 Apr 2022 22:04 WIB

Soal Varian Omicron XE, Satgas : Terus Pakai Masker

Indonesia sudah baik dengan masalah Imunitas, namun cakupan vaksin harus dikejar

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Kasus Covid-19 akibat son of omicron.
Foto: Republika
Kasus Covid-19 akibat son of omicron.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, varian baru hasil mutasi rekombinan Omicron yang disebut sebagai varian Omicron XE hingga saat ini belum ditemukan di Indonesia. Diketahui, varian omicron XE berasal dari struktur protein omicron dan yang harus diwaspadai, XE menyebar hingga 10 persen lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.2.

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan berdasarkan data WHO, varian XE mudah menular 10 persen dibandingkan varian BA.2. Namun, belum ada bukti apakah varian tersebut memiliki sifat seperti Alpha, Delta dan Omicron."Belum ada alasan untuk khawatir, namun tetap pakai masker," kata Zubairi dalam keterangannya, Selasa (5/4).

Baca Juga

Sebelumnya, Badan Kesehatan Inggris (Health Security Agency/HSA) disebut tengah memantau tiga garis keturunan rekombinan: XD, XE dan XF.

XD adalah hibrida dari Delta dan BA.1, subketurunan dari varian Omicron dan telah ditemukan sebagian besar di Prancis, Denmark dan Belgia. XE adalah rekombinan dari dua subketurunan varian Omicron, BA.1 dan BA.2 alias 'Son of Omicron XF adalah rekombinan antara Delta dan BA.1 yang sejauh ini hanya terdeteksi di Inggris.

Perihal varian baru ini, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman eminta pemerintah terus memantau perkembangan XE. "Untuk negara yang terbatas surveilans genomiknya seperti Indonesia maka kita harus waspada untuk melihat perkembangan global," ujarnya.

Ia mengingatkan, omicron bukanlah varian terakhir termasuk gelombang ketiga omicron. Ada potensi varian baru dan gelombang baru lonjakan kasus. Oleh karena itu, ia meminta harus ada upaya mitigasi menjaga seperti levelling pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), hingga upaya surveilans, termasuk upaya 3T yang tidak boleh menurun.

Saat ini, sambung Dicky, Indonesia sudah baik dengan masalah Imunitas. Namun aspek cakupan vaksinasi Covid-19 harus dikejar secara keseluruhan. Terutama cakupan vaksinasi Covid-19 dua dosis dan booster.

Ia juga meminta masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan 5M. Menurutnya, upaya ini harus dilakukan semaksimal mungkin."Lakukan tidak hanya saat mudik melainkan juga terus terapkan hingga status pandemi dicabut. Kita harus konsisten dengan kriteria dan indikator yang dimiliki untuk jadi patokan kapan dilakukan pelonggaran, kapan pengetatan dilakukan," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement