Kamis 07 Apr 2022 13:08 WIB

Gak Kuat Ditekan Xi Jinping, Bos JD.com Mundur dari Jabatan CEO

Pendiri miliarder JD.com Inc., Richard Liu telah mengundurkan diri sebagai chief executive officer (CEO) dari pengecer online No. 2 China.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Richard Liu, pendiri JD.com. (REUTERS/Shannon Stapleton)
Richard Liu, pendiri JD.com. (REUTERS/Shannon Stapleton)

Pendiri miliarder JD.com Inc., Richard Liu telah mengundurkan diri sebagai chief executive officer (CEO) dari pengecer online No. 2 China. Ia kini bergabung dengan taipan teknologi yang keluar dari peran manajemen puncak setelah tindakan keras Beijing atas sektor teknologi.

Pengganti Liu adalah Xu Lei, yang telah bersama perusahaan lebih dari satu dekade. Ia segera mengambil alih kendali perusahaan e-commerce tersebut usai Liu mengundurkan diri. Liu bergabung dengan enam anggota dewan JD. Namun, saham perusahaan turun sebanyak 2,9% di awal perdagangan Hong Kong.

Melansir Bloomberg di Jakarta, Kamis (7/4/22) beberapa pengusaha terkaya China telah melepaskan kendali perusahaan mereka dalam dua tahun terakhir setelah pemerintahan Xi Jinping mengarahkan pandangannya ke arena dari e-commerce hingga game.

Baca Juga: Richard Branson Blak-blakan Pengin Terbang ke Luar Angkasa Bareng Elon Musk

Sebagaimana diketahui, pemerintahan Xi Jinping berusaha untuk mengekang pengaruh perusahaan internet yang semakin besar.

Sebelumnya, pendiri ByteDance Ltd. Zhang Yiming mengundurkan diri sebagai ketua tahun lalu, beberapa bulan setelah mengundurkan diri sebagai chief executive officer dari pemilik TikTok. Pendiri Kuaishou Technology Su Hua menyerahkan kepemimpinan kepada sesama pendiri Cheng Yixiao. Dan Colin Huang, pendiri Pinduoduo Inc., meninggalkan peran CEO-nya pada tahun 2020 menjelang tindakan keras Beijing.

Liu sendiri secara bertahap mundur dari operasi sehari-hari sejak dituduh melakukan pemerkosaan pada 2018, namun tuduhan tersebut dibantah sang miliarder. Perombakan kepemimpinan menandai kemunduran lebih lanjut dari kerajaan belanja online yang ia dirikan di Beijing pada tahun 2004.

JD adalah salah satu dari sedikit raksasa internet China yang menghindari pukulan langsung dari kampanye besar-besaran untuk mengendalikan Big Tech. Valuasi pasar JD telah menyusut hampir 45% dari puncaknya tahun lalu menjadi sekitar USD92 miliar (Rp1.321 triliun).

Meski mundur sebagai CEO, Liu akan terus mencurahkan waktunya untuk membimbing strategi jangka panjang perusahaan sambil membimbing manajemen yang lebih muda, ujar JD dalam pernyataannya. Dia juga akan berkontribusi pada revitalisasi pedesaan China, sebuah prioritas agenda "kemakmuran bersama" yang digaungkan Presiden Xi Jinping.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement