Selasa 19 Apr 2022 17:05 WIB

Putin: Ekonomi Rusia Stabil

Putin sebut Rusia telah bertahan dari tekanan dan situasi ekonomi stabil

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, situasi perekonomian di negaranya stabil.
Foto:

Amerika Serikat (AS) bersama Uni Eropa dan Inggris juga mengeluarkan Rusia dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau SWIFT. Ia merupakan jaringan keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia. SWIFT memungkinkan bank untuk memindahkan uang dengan cepat dan aman, mendukung triliunan dolar dalam arus perdagangan serta investasi. Dikeluarkannya Rusia dari SWIFT dianggap sebagai hukuman ekonomi terberat karena dengan sanksi itu, Moskow menjadi lebih terisolasi secara ekonomi dibandingkan sebelumnya.

Tak berhenti di sana, sejumlah negara Barat pun menerapkan larangan ekspor-impor dari dan ke Rusia. Saat ini Eropa sedang berusaha menyetop ketergantungan mereka pada pasokan energi Rusia. Serangkaian sanksi Barat sempat membuat nilai rubel merosot di hadapan dolar AS.

Salah satu upaya Rusia mengonter rentetan sanksi Barat adalah dengan mewajibkan pembayaran menggunakan mata uang rubel untuk pembelian gas mereka. Pada Maret lalu, Moskow telah mengusulkan agar pembeli gas Rusia membuka rekening di Gazprombank. Pembayaran menggunakan euro atau dolar akan dikonversi ke rubel.

Pada 1 April, Gazprom secara resmi mengumumkan, terhitung sejak hari itu, setiap pembelian dan pengiriman gas dari mereka harus dibayar menggunakan mata uang rubel. Mengingat ketergantungan pasokan dan kontrak yang telah dijalin, Eropa mengkritik keputusan tersebut. Mereka menuding Moskow telah melanggar perjanjian kontrak awal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement