Selasa 03 May 2022 12:23 WIB

Mengenal Abu Hurairah, Sang Jenius Penghafal Hadits

Abu Hurairah meriwayatkan hadits tertinggi setelah Nabi SAW.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Sahabat Nabi. Mengenal Abu Hurairah, Sang Jenius Penghafal Hadits
Foto: MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi. Mengenal Abu Hurairah, Sang Jenius Penghafal Hadits

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Hurairah r.a, merupakan sahabat yang terhormat. Sebelum memeluk Islam, dia dikenal sebagai 'Abd Syams' (budak matahari). Setelah masuk Islam, Nabi Muhammad SAW memberinya nama 'Abdur-Rahman (Budak Maha Penyayang) dan memberinya julukan Abu Hurairah (ayah dari anak kucing).

Dibalik julukan tersebut, ia terkenal karena kecintaannya terhadap hewan dan dia juga memiliki anak kucing yang dia rawat dan sayangi. Kucingnya biasanya menemaninya ke mana-mana. Oleh karena itu, ia disebut Abu Hurairah. Rasulullah SAW biasa memanggilnya dengan nama panggilan ini.

Baca Juga

Dikutip dari Islam Web, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu lahir dari suku Daws, merupakan salah satu klan Arab. Ia masuk Islam pada tahun 7 Hijriyah saat perang Khaibar. Setelah memeluk Islam, ia biasa menemani Nabi SAW dan duduk bersamanya untuk waktu yang lama untuk belajar darinya.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkali-kali mencoba mengajak ibunya masuk Islam, tetapi dia menolak. Suatu hari, dia mengajak lagi untuk masuk Islam, tetapi menolak dan mengatakan hal buruk tentang Nabi SAW. Akibatnya, Abu Hurairah r.a., pergi menemui Nabi SAW sambil menangis dan berkata:

“Ya Rasulullah, aku telah memanggil ibuku untuk masuk Islam tetapi dia menolak panggilanku. Saya mengajaknya hari ini, tetapi dia mengatakan hal-hal tentang Anda yang membuat saya benci mendengarnya. Berdoalah agar Allah memberi petunjuk kepada ibunda Abu Hurairah.”

Rasulullah (SAW) berkata, “Ya Allah! Tuntunlah ibu Abu Hurairah ke jalan yang benar.”

Abu Hurairah pergi dengan perasaan optimistis karena doa Rasulullah. Ketika dia mendekati pintu, pintu itu tertutup dari dalam. Ibunya mendengar suara langkah kakinya, dan berkata: “Wahai Abu Hurairah! Tunggu!” Dia mendengar suara air, kemudian mandi dan mengenakan gaun dan tergesa-gesa untuk mengenakan penutup kepalanya, lalu membuka pintu dan berkata, “Wahai Abu Hurairah! Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

Abu Hurairah menambahkan, “Saya kembali kepada Rasulullah (SAW) sambil meneteskan air mata kebahagiaan. Abu Hurairah berkata, 'Ya Rasulullah! Berbahagialah, karena Allah telah menjawab doamu dan membimbing ibu Abu Hurairah ke jalan yang benar.’ Nabi (SAW) memuji Allah, memuji-Nya, dan mengatakan kata-kata yang baik.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement