REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hari Internasional untuk Monumen dan Situs yang dikenal sebagai Hari Warisan Dunia, diresmikan pada 18 April 1982 oleh ICOMOS dan diadopsi Konferensi Umum UNESCO ke-22 di tahun 1983. Hari istimewa ini menjadi penting dalam memberikan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai keragaman warisan dunia, serta usaha-usaha yang dibutuhkan untuk menjaga dan melakukan konservasi sekaligus pengingat dan perhatian khusus pada kerentanan pada situs-situs yang ada di seluruh dunia. Pada perayaan di tahun 2022, tema global yang dipilih oleh ICOMOS adalah “Heritage & Climate”.
Di Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki sembilan Situs Warisan Dunia, UNESCO Jakarta setiap tahunnya melakukan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran publik bersama dengan komunitas lokal, kelompok pemuda, masyarakat sipil, media dan para pegiat perlindungan situs cagar budaya untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pelestarian Situs Warisan Dunia. Tahun ini UNESCO Jakarta menyelenggarakan “Virtual Tour Borobudur: Jelajah Borobudur Hari Ini” pada hari Rabu (27/4/2022) bekerjasama dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, serta pihak pemerintah lokal Borobudur.
Kegiatan ini menjadi dorongan untuk berbagi pengetahuan antargenerasi mengenai Candi Borobudur sebagai salah satu Situs Warisan Dunia di Indonesia, dan bagaimana penyesuaiannya terhadap perubahan iklim dan pembangunan yang sedang berlangsung. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengunjungi Candi Borobudur serta melihat relief tersembunyi Karmawibhangga yang menakjubkan, melalui pertunjukan virtual oleh tim BKB. Lebih jauh, kegiatan ini juga memperlihatkan inovasi kreatif dari komunitas lokal di Borobudur yang menggunakan relief candi sebagai inspirasi dalam menciptakan karya dan seni pertunjukan.
Sebagai bagian dari usaha konservasi dan preservasi terhadap dampak pariwisata massal, kawasan Borobudur telah melakukan pembatasan terhadap wisatawan yang mengunjungi zona utama selama dua tahun terakhir. Sebagai tambahannya, Balai Konservasi Borobudur telah melakukan penelitian dalam menciptakan alas kaki khusus yang dapat digunakan ke depannya untuk mengurangi dampak penggunaan alas kaki yang keras selama puluhan tahun.
Alas kaki khusus yang terbuat dari bahan alam ini bernama Upanat, yang telah dikenalkan kepada publik beberapa bulan yang lalu, dan saat ini masih dalam proses finalisasi kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat dan penyiapan untuk penggunaan secara resmi di Candi Borobudur. Kegiatan ini berlangsung meriah dengan ratusan peserta di zoom meetings Kita Muda Kreatif dan penotnon dari youtube Balai Konservasi Borobudur. Para peserta sangat antusias mengikuti acara hingga akhir.
“Secara keseluruhan kegiatan ini sangat menarik. Virtual tour tadi membuat saya ingin menjelajah Borobudur secara langsung dan bisa mengakses simulator yang seru di bawah tanah. Saya terbantu menikmati acara ini dengan hadirnya Juru Bahasa Isyarat. Harapannya ke depan, tampilan Juru Bahasa Isyarat bisa lebih besar sehingga terlihat jelas jika menggunakan handphone maupun laptop,” kata Achmad Robi, seorang disabilitas tuli dan pemilik KASULI Kafe Susu Tuli, salah satu wirausaha muda dampingan Program Kita Muda Kreatif, Rabu.
Borobudur Temple Compounds merupakan salah satu Warisan Dunia yang dimiliki Bangsa Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO karena memiliki Outstanding Universal Value (Nilai Universal Luar Biasa) yang harus kita jaga kelestariannya. Pelestarian Warisan Dunia Kompleks Candi Borobudur tidak hanya terletak pada aspek fisiknya saja, tetapi juga pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sehingga, upaya pelestarian tersebut tidak bisa terlepas dari peran masyarakat yang diharapkan menjadi salah satu aktor utama dalam pelestarian. Sehingga, pada saat yang sama, warisan dunia juga akan mampu memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata unggulan seyogianya dikembangkan sebagai wisata budaya yang berkualitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kunjungannya. Para wisatawan dengan begitu akan menjadi lebih ter-edukasi, seiring dengan terwariskannya nilai-nilai Borobudur kepada generasi di masa depan.
Pariwisata yang berkualitas akan implementasikan melalui berbagai upaya, di antaranya dengan pembatasan jumlah pengunjung yang naik ke atas candi, penggunaan alas kaki khusus atau upanat, kunjungan dengan pendampingan pemandu wisata dan distribusi pengunjung ke Kawasan Cagar Budaya Borobudur.
"Produksi upanat oleh masyarakat dan distribusi wisatawan ke destinasi wisata alam dan budaya di kawasan Borobudur yang luar biasa ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Kepala Balai Konservasi Borobudur, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Wiwit Kasiyati.
Kepala Unit Budaya UNESCO Jakarta Moe Chiba mengatakan, situs warisan dunia perlu dijaga dengan rasa hormat karena mereka menyingkap sejarah umat manusia dan selalu menginspirasi kreativitas. Namun, ancaman pada situs warisan dunia terutama situs alam dan monumen kuno, sangatlah nyata, termasuk pembangunan urban dan perubahan iklim.
"UNESCO mengapresiasi usaha inovatif Balai Konservasi Borobudur untuk memperkenalkan teknologi digital serta sepatu yang ramah terhadap kondisi candi untuk menyeimbangkan kebutuhan konservasi dan pelibatan pemberdayaan masyarakat," kata dia.
Virtual Tour Borobudur – Jelajah Borobudur Masa Kini telah dilaksanakan pada 27 April 2022 pukul 10.00-12.00 WIB secara langsung di Youtube Balai Konservasi Borobudur dan Instagram Live @Kitamudakreatif.
Kegiatan ini didukung oleh UNESCO Jakarta dan kerjasama dengan Citi Foundation dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH atas nama Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ).