Ponorogo - Muhammad Taufiq, korban ledakan petasan di Desa Polorejo, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo masih menjalani perawatan di HCU RSUD dr Harjono.
Humas RSUD dr Harjono, Joko Handoko mengatakan bahwa pasien Sabtu malam masuk ke rumah sakit.
"Kiri mengalami putus, dan yang jari kiri putus masih tuwil-tuwil, ada pendarahan di kaki kanan, serta dagu kena percikan benda tajam, kertas petasan ke dagu," ujar Joko, Minggu (1/5/2022).
Kata dia, saat masuk kondisi korban masih sadar. Korban mengeluhkan pusing, mual, dan muntah sekali.
Selain itu, Joko juga menegaskan bahwa untuk kasus korban ledakan petasan biaya tidak ditanggung BPJS Kesehatran.
"BPJS tidak menanggung kasus kecelakaan karena kelalaian. Sehingga, meski korban punya BPJS tetap tidak bisa digunakan," kata Joko.
Baca Juga: Korban Petasan di Babadan Ponorogo Terkenal Pendiam dan Suka Bereksperimen
Biaya operasi yang dikeluarkan kisaran Rp100 juta harus ditanggung sendiri oleh korban.
"Karena kecerobohan berdampak yang tidak bagus efeknya sangat berat sekali. Pembiayaan ditanggung sendiri," tandas Joko.
"BPJS tidak akan menjamin. Biar ini menjadi bentuk kehati-hatian oleh masyarakat. Kasus kelalaian seperti ini tidak ditanggung oleh BPJS, tapi ditanggung oleh korban itu sendiri," pungkasnya.
Sebelumnya, ledakan petasan kembali terjadi di Ponorogo, Sabtu (30/4/2022) malam. Kali ini di Desa Polorejo, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Insiden mengakibatkan satu orang luka-luka. Yakni, Muhammad Taufiq (21), warga setempat.
"Korban kami bawa ke rumah sakit. Luka parah," ujar Kapolsek Babadan AKP Yudi Kristiawan.