REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti menyoroti penangkapan Briptu Hasbudi oleh Ditkrimsus Polda Kalimantan Utara (Kaltara) terkait kepemilikan tambang emas dan sejumlah bisnis ilegal lainnya. Ia menilai, apa yang dilakukan Briptu Hasbudi adalah bentuk keserakahan.
Poengky mengakui, gaji seorang polisi itu kecil tetapi Briptu Hasbudi tidak bisa menggunakan dalih gaji kecil dengan melakukan tindakan ilegal. Menurutnya, banyak polisi jujur yang melakukan hal-hal legal untuk mendapatkan tambahan nafkah. Kata dia, banyak polisi yang tidak tergoda dengan tindakan tercela meski bergaji kecil.
"Masih ingat Pak Seladi? Beliau tidak malu kerja jadi pemulung setelah selesai jam kerja. Apa yang dilakukan Briptu Has yang melakukan tindakan ilegal untuk mendapatkan keuntungan, bagi saya hal tersebut adalah bentuk keserakahan," kata Poengky kepada Republika.co.id melalui pesan singkatnya, Senin (9/5/2022).
Poengky berharap penyidikan kasus ini bisa profesional, transparan, dan akuntabel. Tentunya dengan memaksimalkan dukungan scientific crime investigation serta bekerja sama dengan institusi lainnya seperti PPATK dan KPK.
Ia juga meminta Polda lain menyelidiki kemungkinan anggotanya membekingi tambang-tambang ilegal di daerahnya. "Kami berharap peran serta masyarakat untuk segera melaporkan kepada Propam Presisi jika diduga ada anggota Polri lainnya yang nakal. Institusi Polri harus kita jaga bersama, jangan sampai ada yang menggerogoti dari dalam," kata Poengky.