Rabu 11 May 2022 19:03 WIB

Soal Status Endemi, Menkes: Kita Tidak Bisa Mutusin Sendiri

Keputusan status endemi juga tidak hanya terkait dengan faktor kesehatan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah penumpang berjalan setibanya di Stasiun Senen, Jakarta, Rabu (11/5/2022). Kedatangan pemudik dari daerah dengan tujuan Daop 1 Jakarta saat ini terpantau masih cukup tinggi, Hal ini seiring dengan akan berakhirnya liburan sekolah di wilayah Jabodetabek.Tercatat pada hari ini jumlah penumpang yang turun di Stasiun Pasar Senen sebayak 16.100 penumpang.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Sejumlah penumpang berjalan setibanya di Stasiun Senen, Jakarta, Rabu (11/5/2022). Kedatangan pemudik dari daerah dengan tujuan Daop 1 Jakarta saat ini terpantau masih cukup tinggi, Hal ini seiring dengan akan berakhirnya liburan sekolah di wilayah Jabodetabek.Tercatat pada hari ini jumlah penumpang yang turun di Stasiun Pasar Senen sebayak 16.100 penumpang.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan keputusan mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi tidak bisa serta merta ditentukan sendiri oleh Indonesia. Menurutnya, penentuan pandemi menjadi endemi juga berkaitan dengan global.

"Karena ini levelnya dunia, kita nggak bisa mutusin sendiri. Yang jelas kita harus melihat negara-negara lain seperti apa. Karena penularannya antara negara tinggi sekali jadi itu nomor satu," ujar Menkes saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (11/5/2022).

Baca Juga

Kedua, lanjut Menkes, keputusan status endemi juga tidak hanya terkait dengan faktor kesehatan. Menurutnya, ini juga menyangkut faktor lainnya yakni sosial, budaya, politik hingga ekonomi.

Karena itu, hingga saat ini belum ada keputusan final terkait status tersebut. "Belum ada," kata Budi Gunadi.

Namun demikian, ia menilai tetap perlu persiapan transisi dari pandemi menuju endemi.

"Supaya kalau transisi ini terjadi kita siap, karena yang penting pandemi ke endemi, tanggung jawab pemeliharaan kesehatannya itu sudah dimiliki oleh masyarakat sendiri," ujarnya.

Budi Gunadi menjelaskan, sebab, jika status telah berubah menjadi endemi, maka Covid-19 akan seperti penyakit lainnya yakni DBD. Menurutnya, pemerintah tidak perlu mengatur secara terperinci tetapi masyarakat telah memahami langkah antisipasi.

"Sudah tau kalau ini sudah kena kita mesti gini, kalau kita dirawat harus gini, nah itu yang penting, edukasi pemahaman, nanti tanggung jawab pemeliharaan kesehatan dimiliki dan dipahami oleh masyarakat itu adalah ciri-ciri yang paling baik untuk kesiapan transisi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement