REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Kementerian Dalam Negeri Pakistan meningkatkan keamanan di sekitar tempat tinggal mantan Perdana Menteri Imran Khan pada Senin (16/5/2022). Tindakan itu dilakukan dua hari setelah dia mengklaim pada rapat umum di provinsi Punjab timur bahwa ada rencana untuk membunuhnya.
Lusinan polisi bersama dengan pasukan paramiliter telah ditugaskan ke kediaman Khan di Islamabad. Menurut Kementerian Dalam Negeri Pakistan, pasukan keamanan juga akan mengawal Khan setiap kali meninggalkan Islamabad ke bagian mana pun di negara itu.
Menurut pernyataan pemerintah Pakistan pada Senin, Perdana Menteri Shahbaz Sharif juga memerintahkan pengaturan keamanan maksimum untuk Khan.
Dalam pidato di rapat umum di kota Sialkot pada Sabtu (14/5/2022), Khan tidak merinci rencana pembunuhan yang dituduhkan terhadapnya tetapi mengklaim dia telah merekam pesan video yang merinci semuanya.
Pendukung Khan telah mengadakan rapat umum di seluruh negeri sejak bulan lalu, ketika Khan digulingkan oposisi melalui mosi tidak percaya di Majelis Nasional. Dia digantikan Sharif.
Khan kehilangan cengkeraman kekuasaan setelah sekutu partainya dan mitra koalisi utama membelot pada awal April.
Sejak penggulingannya, dia menuntut pemilihan baru, mengklaim pemerintahan Sharif dipaksakan di bawah campur tangan Amerika Serikat. Washington telah membantah klaim konspirasi Khan dan pemerintah Sharif juga telah menolaknya.
Pakistan saat ini telah melihat peningkatan dalam serangan militan. Pada Ahad (15/5/2022), seorang pembom bunuh diri menyerang di dekat kendaraan milik pasukan keamanan di barat laut negara itu. Serangan tersebut menewaskan tiga tentara dan tiga anak.
Sedangkan orang-orang bersenjata di kota Peshawar membunuh dua anggota komunitas minoritas Sikh. Pada Senin, kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan langka terhadap Sikh itu.