Kamis 26 May 2022 22:59 WIB

Legislator Dukung BNPT Identifikasi Pihak Terpapar Radikalisme di Kampus

Radikalisme menjadi salah satu ancaman di lingkungan kampus

Rep: Febrianto Adi Saputro / Red: Nashih Nashrullah
Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, mengatakan radikalisme menjadi salah satu ancaman di lingkungan kampus
Foto: DPR RI
Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, mengatakan radikalisme menjadi salah satu ancaman di lingkungan kampus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, mendukung langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengindentifikasi pihak yang terjangkit paham radikal pada lingkungan kampus atau universitas. 

Sahroni berharap data yang dimiliki BNPT dapat dipergunakan dengan tepat dan cepat. "Saya mengapresiasi BNPT yang telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik terkait pemetaan potensi ajaran radikalisme, khususnya di institusi pendidikan. Hal ini tentunya penting sekali, mengingat institusi pendidikan adalah yang menjadi tempat pembibitan awal bagi generasi penerus bangsa," kata Sahroni dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/5/2022). 

Baca Juga

Menurutnya akan sangat bahaya bila kalangan berpendidikan terpapar paham radikal maupun terorisme. Karenanya dibutuhkan antisipasi penyebaran terorisme pada sektor ini sedini mungkin. 

Politikus Partai Nasdem itu menambahkan, dirinya berhadap data yang dimiliki BNPT dapat segera ditindaklanjuti dan dicari solusinya, demi menekan angka penyebaran ajaran radikalisme di lingkungan kampus. 

"Saya harap data tersebut segera ditindaklanjuti, dipergunakan dengan tepat, memang tidak bisa diungkapkan datanya ke publik karena berkaitan dengan langkah yang diambil. Namun, saya yakin BNPT bisa mempergunakannya dengan baik. Jadikan data tersebut alat untuk mencegah maupun menekan penyebaran paham radikal dan terorisme di dunia kampus" tutur Sahroni. 

Sebelumnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT Komisaris Jenderal (Komjen) Boy Rafli Amar menyatakan, kampus dan mahasiswa merupakan golongan yang rentan terkena ajaran radikalisme. 

Boy juga menyebut, dirinya sudah memiliki data terkait kelompok-kelompok radikal yang berada di kalangan kampus serta sejumlah kampus dan sivitas akademi yang terpapar radikalisme.      

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement