Sabtu 04 Jun 2022 16:41 WIB

Rusia Bantah Cegah Ukraina Ekspor Gandum

Menurut Putin, solusi terbaik untuk mengirim komoditas itu adalah melalui Belarusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Lumbung gandum di Desa Luki, di bagian barat Ukraina, Jumat (25/3/2022)
Foto: AP Photo/Nariman El-Mofty
Lumbung gandum di Desa Luki, di bagian barat Ukraina, Jumat (25/3/2022)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin membantah kabar bahwa negaranya mencegah pelabuhan Ukraina mengekspor gandum. Kendati demikian, dia mengatakan solusi terbaik untuk mengirim komoditas tersebut adalah melalui Belarusia.

“Jika seseorang ingin menyelesaikan masalah ekspor gandum Ukraina, tolong, cara termudah adalah melalui Belarusia. Tidak ada yang menghentikannya. Tapi untuk melakukan hal ini, Anda harus mencabut sanksi dari Belarusia,” kata Putin, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga

Menurut Putin, saat ini negara-negara Barat berusaha menutupi kesalahan kebijakan mereka sendiri dengan menyalahkan Rusia atas masalah di pasar pangan global. Dia menilai, masalah tersebut akan memburuk karena sanksi Inggris dan Amerika Serikat (AS) terhadap pupuk Rusia.

Terkait ekspor gandum, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah mengatakan, dia siap mengizinkan transit gandum Ukraina ke pelabuhan Jerman, Polandia, Baltik, atau Rusia melalui wilayah negaranya. Namun sebagai imbalannya Belarusia diizinkan mengirim barang-barang dari pelabuhan-pelabuhan tersebut.

Pekan ini Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, dia berharap dapat menengahi kesepakatan agar Rusia dan Ukraina dapat kembali mengekspor bahan pangan, termasuk pupuk. Itu menjadi bagian dari upaya PBB mengatasi isu krisis pangan yang terjadi akibat konflik antara Moskow dan Kiev.

“Seperti yang saya katakan kepada Dewan Keamanan (PBB), saya berharap (menengahi kesepakatan agar Rusia-Ukraina kembali mengekspor bahan pangan). Tapi masih ada jalan yang harus ditempuh dan kami berkomitmen mewujudkannya,” kata Guterres dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson di Stockholm, Rabu (1/6/2022).

Menurut Guterres, upaya untuk membuka blokade ekspor bahan pangan dari Rusia dan Ukraina sudah mengalami kemajuan. “Namun kami belum sampai di sana. Ini adalah hal-hal kompleks, dan fakta bahwa semuanya saling terkait membuat negosiasi menjadi sangat kompleks,” ucapnya.

Ukraina dan Rusia adalah pemain besar dalam produksi pangan dunia. Menurut PBB, mereka mewakili 53 persen perdagangan global minyak bunga matahari dan biji-bijian, serta 27 persen gandum. Di Afrika, 25 negara mengimpor lebih dari sepertiga gandum mereka dari Ukraina dan Rusia.

Selain itu, Rusia dan Ukraina mengekspor 28 persen pupuk yang terbuat dari nitrogen dan fosfor, serta kalium. Konflik telah menghambat Ukraina melakukan pengiriman pasokan ke luar negeri. Sementara sanksi Barat telah mencegat Rusia mengekspor komoditas-komoditasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement