Rabu 08 Jun 2022 19:39 WIB

Data Terkini, Tiga Pekan Terakhir Kasus Covid-19 Meningkat

Peningkatan kasus Covid-19 namun tidak dibarengi meningkatnya BOR.

Red: Indira Rezkisari
Warga berolahraga di Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/6/2022). Kasus Covid-19 yang dinilai masih terkendali membuat PPKM diperpanjang namun hanya di level 1 dan 2.
Foto:

Kalau melihat angka reproduksi virus, Siti Nadia mengungkap kalau kemarin sempat menyentuh angka 2 dan 3, kini sudah ada di angka 1 dalam empat pekan terakhir. Kemudian, kasus positif harian 300 sampai 350, kemudian angka kematian harian juga sudah sangat rendah yaitu di bawah angka 10.  

Merujuk pada tolok ukur tersebut pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga awal Juli 2022. Status PPKM namun hanya ada di level 1 dan 2.

"Artinya kondisi penanganan pandemi sudah sangat membaik. Kalau melihat dari data yang ada, kabupaten/kota yang statusnya di level 2 itu hanya satu di luar Jawa-Bali yaitu Teluk Bintuni. Sedangkan, kabupaten/kota lainnya sudah ada di level 1," ujarnya, Rabu.

Artinya, dia menambahkan, tidak ada lagi daerah yang status PPKM nya di level 3 dan 4. Dia melanjutkan, situasinya memang harus kembali ke normal karena kini hampir 128 kabupaten/kota di Jawa-Bali ada di level 1 dan 385 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali ada di level 1.

Ia mengeklaim penanganan pandemi kini sudah betul-betul terkendali. "Memang belum sampai garis finis ke endemi, kami terus melakukan upaya pengendalian. Kalau dilihat dari angka-angka yang menjadi ukuran sudah menunjukkan ke arah sana," ujarnya.

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan Indonesia sebenarnya sudah masuk tahap endemi Covid-19. Sebab, keterisian tempat tidur (BOR) dan angka kematian juga rendah sekali.

"Apakah Indonesia sudah masuk tahap endemi? Saya akan jawab iya. Kenapa? karena positivity rate nya stabil di bawah tiga persen. Keterisian tempat tidur (BOR) dan angka kematian juga rendah sekali," katanya dalam cicitan di akun Twitter miliknya, Rabu (8/6/2022).

Kemudian, ia melanjutkan saat ini memasuki bulan Juni, Indonesia rerata selalu di bawah 400 kasus. Ia menilainya bagus karena membandingkan dengan Amerika Serikat yang telah menyatakan endemi tapi kasusnya masih 70 ribu kasus per hari.

"Apakah cakupan vaksinasi sudah cukup baik? Usia dewasa sudah lebih dari 70 persen. Usia lanjut kurang sedikit. Booster juga sudah mulai lumayan banyak. Kalau dibandingkan dengan negara lain, cakupan vaksinasi kita juga sudah lumayan bagus," kata dia.

Ia menambahkan kalau dibandingkan dengan situasi negara tetangga. Indonesia jauh di bawah. Masih di bawah Singapura, Malaysia, Australia apalagi Korea Utara yang saat ini ranking satu dunia.

Ia mengakui, seperti diutarakan dalam cicitan Twitternya, kalau jumlah orang yang dites Covid-19 di Indonesia kini sangat sedikit. "Namun, hal itu bisa terkoreksi dengan BOR. Kalau sakitnya sang pasien parah karena Covid-19 kan pasti ke rumah sakit. Faktanya rumah sakit sepi dan  positivity rate mingguan kita juga bagus," kata dia.

Menurutnya, dampak mudik Lebaran tidak terlalu berpengaruh karena lonjakan kasus tidak terjadi. Maka, bisa dikatakan sekarang ini sudah masuk tahap endemi.

"Awalnya kita khawatir soal itu. Apalagi yang mudik tercatat ada puluhan juta orang. Tapi, sudah dua bulan dari awal puasa, lonjakan kasus tidak terjadi," kata dia.

Ia menjelaskan Covid-19 itu penyakit yang dinamis. Jadi, masih ada kemungkinan terjadi kenaikan. Harus tetap waspada dan taat protokol kesehatan (prokes).

"Covid-19 tetap ada di sekitar kita. Tapi, karena sebagian besar kita sudah divaksin lengkap. Maka, kalau terinfeksi, kemungkinan hanya batuk pilek bersin saja. Masih akan terjadi lonjakan kasus? Bisa saja. Namun, kemungkinannya kecil banget. Yang jelas, kita semua jangan jemawa," kata dia.

photo
Vaksin Covid-19 anak - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement