REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan sero survei tahap tiga untuk melihat jumlah penduduk di Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bergulir pada Juni hingga Juli 2022. Diketahui, tingginya titer antibodi masyarakat Indonesia dapat mengurangi risiko dampak negatif yang ditimbulkan dari penularan Covid-19.
"Kita lakukan sero survei ketiga di akhir Juni 2022, sehingga pekan ketiga Juli 2022 sudah keluar hasilnya terkait kondisi antibodi masyarakat kita," kata Budi Gunadi Sadikin dalam agenda virtual Transformasi Kesehatan yang diikuti dari YouTube di Jakarta, Rabu (8/6/2022) sore.
Budi mengatakan, sero survei yang diselenggarakan bersama para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu akan menjadi masukan berbasis bukti ilmiah kepada Presiden RI Joko Widodo untuk mengambil kebijakan terkait pandemi Covid-19 di Tanah Air.
"Semoga pada Agustus 2022, Presiden bisa ambil kebijakan berkaitan dengan Kemerdekaan Indonesia," katanya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Epidemiolog FKUI Pandu Riono mengatakan sero survei ketiga dilakukan dengan memilih penduduk yang telah memiliki antibodi. Karena program vaksinasi pemerintah maupun kekebalan tubuh yang diperoleh secara alami karena infeksi Covid-19.
"Kita lakukan se-Indonesia. Kita ambil sampel darahnya untuk diteliti," katanya.
Survei terbesar kedua di dunia, setelah India itu dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data dari responden yang meliputi estimasi prevalensi Covid-19 dengan tingkat populasi menurut usia, jenis kelamin hingga karakteristik tempat tinggal. Dengan begitu, akan menentukan proporsi kasus COVID-19 bergejala dan tanpa gejala, serta mengetahui faktor yang berhubungan dengan infeksi Covid-19 di Indonesia.
Hasil sero survei pertama pada November-Desember 2021 menunjukkan 86,6 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Pada tahap kedua April 2022, antibodi masyarakat meningkat menjadi 99,2 persen.