Selasa 14 Jun 2022 14:11 WIB

Kritik Pembajakan Kader, Hasto: Kita Ini Partai Politik, Bukan Klub Sepak Bola

Hasto sebut pembajakan kader hanya untuk kekuasaan kapital.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menghadiri kegiatan Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional Tahun 2022 di Gedung Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta, Jumat (10/6/2022). Kegiatan yang diikuti oleh sebanyak 101 kader partai perempuan PDIP dari 34 porvinsi tersebut dalam rangka melatih kader perempuan  dalam partisipasi, dan pendidikan politik dalam kegiatan kepartaian. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menghadiri kegiatan Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional Tahun 2022 di Gedung Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta, Jumat (10/6/2022). Kegiatan yang diikuti oleh sebanyak 101 kader partai perempuan PDIP dari 34 porvinsi tersebut dalam rangka melatih kader perempuan dalam partisipasi, dan pendidikan politik dalam kegiatan kepartaian. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa partainya tak mementingkan elektoral semata jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Menurutnya ketika elektoral hanya dirancang sebagai fungsi kampanye dan pencitraan maka itu hanya bersifat semu. Menurutnya partai berbeda dengan tim sekpakbola yang bisa membajak pemain demi meraih kemenangan.

"Jadi kita ini partai politik. Kita ini bukan klub sepak bola yang ketika melihat pemain andal dari klub sepak bola yang lain lalu kita tergoda untuk merekrut dan membajak pemain sepak bola dari klub lain," kata Hasto dalam sambutannya di pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota PDIP Seluruh Indonesia di Grand Paragon, Gadjah Mada, Jakarta, Selasa (14/6).
 
Hasto menambahkan jika praktik bajak membajak kader itu terus terjadi, maka watak politik adalah kekuasaan kapital. Ia meyakini calon-calon yang dibajak hanya dipakai untuk kepentingan kekuasaan dan kapital. 
 
"Maka, kita ingatkan lagi bahwa kita bukan klub sepak bola. Kita bukan gerombolan politik. Kita lebih memilih melakukan kaderisasi kepemimpinan untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin yang mumpuni sebagaimana dilakukan melalui bimtek ini saudara-saudara sekalian," tegasnya. 
 
Ia pun membantah pernyataan tersebut dikaitkan dengan munculnya nama Ganjar Pranowo yang dilirik oleh partai lain. Menurutnya dalam berpolitik, partai terikat oleh sejarah ideologi dan perjuangan partai. Karena itu menurutnya kaderisasi menjadi penting dilakukan oleh partai.
 
"Bila menyiapkan pemimpin, bahwa kaderisasi kepemimpinan dari bawah itu yang dilakukan oleh partai politik, sehingga nggak ada kaitannya dengan kader-kader dari PDI Perjuangan dalam pilpres," ujarnya. 
 
Pernyataan terkait bajak membajak kader bukan kali ini disampaikan Hasto. Sebelumnya dalam pelatihan kaderisasi perempuan Hasto mengatakan bahwa tugas partai seharusnya menggembleng setiap anggota dan kadernya, bukan membajak kader dari partai lain. 

Baca Juga

"Itulah bagian dari prinsip yang harus dikedepankan. kita tidak mendorong adanya salip-menyalip di dalam politik itu, tetapi kerjasama politik gotong royong dalam politik untuk menyelesaikan masalah rakyat yang begitu banyak dan tanggung jawab kita bersama. Itu yang didorong oleh PDIP Perjuangan," tuturnya ketika itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement