REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Aksi protes meletus di banyak kota di India. Mereka mengutuk pembongkaran rumah dan bisnis milik Muslim yang terjadi beberapa waktu lalu.
Para kritikus menyebut pembongkaran ini sebagai pola yang berkembang dari bulldozer justice atau 'peradilan buldoser' yang bertujuan menghukum para juru kampanye dari kelompok minoritas. Hal ini dilakukan oleh Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) dengan pimpinannya PM Narendra Modi.
"Pembongkaran tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap norma dan etika konstitusional," kata spesialis politik nasionalis Hindu dan penulis biografi Modi, Nilanjan Mukhopadhyay, dikutip di TRT World, Kamis (16/6/2022).
Pihak berwenang di negara bagian utara Uttar Pradesh mengendarai buldoser untuk meruntuhkan rumah Javed Ahmad, Ahad (12/6/2022). Langkah ini berkaitan dengan protes Muslim yang berubah menjadi kekerasan Jumat lalu, dengan polisi menangkap Ahmad sehari sebelum aksi pembongkaran.
Kendaraan berat itu juga menghancurkan properti pengunjuk rasa di dua kota lain di Uttar Pradesh, pekan lalu. Pada April, pihak berwenang di New Delhi menggunakan buldoser untuk menghancurkan toko-toko milik Muslim beberapa hari setelah kekerasan komunal di mana puluhan orang ditangkap. Insiden serupa juga telah dilaporkan terjadi di negara bagian lain.
Aksi protes yang dilakukan oleh Muslim India itu dipicu oleh pernyataan menghina tentang Islam dan Nabi Muhammad dan istrinya Aisyah, yang dibuat baru-baru ini oleh dua juru bicara BJP PM Modi. Setelah muncul banyak kritik, Partai BJP memutuskan menangguhkan salah satu dari mereka dan memecat yang lain. Mereka juga mengeluarkan pernyataan langka yang mengatakan sangat mencela penghinaan terhadap agama manapun.
Authorities in India's Uttar Pradesh demolish houses of Muslims accused of protesting against Hindu nationalist Bharatiya Janata Party whose senior members made insulting comments about Prophet Muhammad.
Swipe 👉 to see a subsequent spike in tensions
— TRT World (@trtworld) June 14, 2022