Sabtu 18 Jun 2022 22:51 WIB

Mengapa Mimpi Penting dalam Islam? Ini Kata Habib Novel dan Gus Baha

Islam menempatkan mimpi sebagai media transmisi wahyu hingga ilham

Ilustrasi mimpi. Islam menempatkan mimpi sebagai media transmisi wahyu hingga ilham
Foto: Pixabay
Ilustrasi mimpi. Islam menempatkan mimpi sebagai media transmisi wahyu hingga ilham

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA— Mengapa mimpi menjadi bagian penting dalam Islam, dua ulama ternama Indonesia menjelaskan secara singkat.

"Jangan meremehkan mimpi, karena Nabi Yusuf itu perjalanan hidupnya dalam mimpi, mukzizatnya mentakwilkan mimpi," demikian dikatakan Habib Novel Alaydrus pada kanal youtube. Ia mengingatkan umat Islam untuk meyakini sebuah mimpi yang diterima Mukmin di akhir zaman, dikutip dari kanal youtube, Sabtu (18/6/2022)

Baca Juga

Ia menegaskan, Nabi Muhammad SAW bersabda mimpi seorang mukmim itu merupakan satu per 46 bagian dari kenabian. "Kalau kamu meremehkan mimpi seorang Mukmin, maka kamu meremehkan syariat Islam," kata Habib yang mengelola Majlis Ar-Raudhah di Surakarta.

Mengapa juga mimpi mempunyai kedudukan penting dalam perjalanan hidup manusia ? Hal ini karena mimpi itu otoritas Sang Pencipta. Manusia tidak bisa memesan untuk bermimpi sesuai skenariokarena mimpi adalah tayangan memori selama manusia tidur.

Selama tidur manusia tidak bisa mengatur memori untuk memperlihatkan sesuatu yang diinginkan otaknya. Otaknya sudah dikendalikan Sang Pencipta.

Demikian juga dijelaskan KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha bahwa dalam dunia pesantren, gambaran mimpi mempunyai otoritas tertinggi mengalahkan gambaran dalam dunia nyata. 

"Mimpi mempunyai otoritas tertinggi mengalahkan melihat secara langsung dalam dunia nyata," kata ulama Nahdlatul Ulama itu.

Alasan ilmiahnya, karena dalam dunia nyata, pikiran manusia terhadap seseorang atau sesuatu pasti terpengaruh senang atau tidak, butuh atau tidak dengan orang atau benda tersebut.

Gara-gara terpengaruh oleh banyak kepentingan dalam dirinya maka manusia tidak bisa melihat secara jujur kepada setiap orang atau benda. Maka dalam teori kitab "kebodohan itu justru ketika melihat dalam dunia nyata".

Bahkan sebenarnya manusia yang hidup itu dalam posisi tidur dan baru tersadar setelah dia mati.

Saat hidup manusia itu menganggap uang itu sangat penting tetapi ketika mati dia baru sadar kalau uang tidak berharga dalam hidup karena yang paling berharga adalah sujud.

Saat sujud itulah merupakan sesuatu yang paling berharga dalam hidup karena saat itu dia mempunyai jarak terdekat dengan penciptanya.      

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement