REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebuah janin tanpa nyawa ditemukan di Banjir Kanal Timur (BKT) Kolong Jembatan Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (8/6). Sekitar 30 sentimeter panjang janin itu. Beratnya diperkirakan sekitar 3 kilogram.
Kulit janin itu sudah berwarna abu-abu kecoklatan, tidak lagi merah seperti janin baru dilahirkan. Wajahnya tidak lagi berbentuk. Diperkirakan berjenis kelamin laki-laki, karena ada sedikit daging menyembul di bawah pusar. Bagian wajah dan kemaluan janin itu sudah dikerumuni semut. Jari-jari janin itu sudah terbentuk mungil.
Janin tersebut ditemukan pertama kali oleh petugas kebersihan BKT, Areno (19 tahun). Pada pukul 10.30 WIB dirinya menyelam ke dalam BKT untuk mengeluarkan sampah-sampah. Disaat dirinya mendorong sampah di sebelah utara dekat pinggiran BKT, tiba-tiba mayat janin muncul dari permukaan.
"Haah, ada janin," teriaknya sambil melotot kearah lima orang temannya: Yanto (20), Aryo (34), Madi (27), Anto (19), dan Sunarto (21).
Areno ketika itu berjalan perlahan sambil mendorong sampah. Sementara mayat janin terhalangi sebuah kayu yang menancap ke dalam dasar kali raksasa dengan air berwarna hitam legam itu. Bayi tersebut tak dibungkus apa-apa. Tak ada sehelai pakaianpun yang membungkusi tubuh mungilnya. Lima orang teman Areno langsung mendekati dan mengangkat mayat janin tersebut ke pinggiran BKT. Kerumunan lalat tak terbendung selalu mendarat di kulit mayat itu.
Areno menyatakan baru kali ini menemukan mayat janin di BKT. Selama ini dia membersihkan BKT mulaui Cipinang Besar Selatan hingga Duren Sawit, belum pernah menemukan mayat janin. Bangkai tikus, babi, anjing, dan ayam, kerap ditemukannya mengambang, dan dibiarkannya terus mengambang terbawa arus air yang menuju arah timur.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Duren Sawit, Ajun Komisaris Sukisno, menyatakan pihaknya masih menyelidiki mayat janin itu. Dirinya memperkirakan janin tersebut sudah sekitar sebulan membusuk. Dia mengaku agak sulit untuk mengidentifikasi janin itu.
"Kita baru akan mengetahui apakah hasil aborsi atau bukan dari visum," jelasnya. Saat ini, mayat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat, untuk diteliti.