REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menduga ada praktek aborsi di Jakarta Timur pascaditemukannya Janin di di Banjir Kanal Timur (BKT) Kolong Jembatan Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (8/6). "Pasti ada praktek aborsi di sekitar lokasi ditemukannya janin," ungkap Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, saat dihubungi, Rabu (8/6).
Dia juga menduga praktek aborsi ada di sekitar Jakarta Timur. Arist mengatakan tidak kurang dari 36 kasus aborsi terjadi di Jabodetabek. Sejumlah 21 bayi hasil aborsi masih hidup. Sisanya meninggal dunia.
Dia menilai praktek aborsi marak terjadi karena seks bebas kerap terjadi di kalangan remaja. Sejumlah 21,2 persen dari 4.726 anak SMP dan SMA mengaku pernah aborsi. Semuanya pernah melakukan seks di luar nikah. "Ini tragis," kata Arist menegaskan.
Mereka melakukan aborsi karena ada yang pernah menjadi korban perkosaan. Namun, ada juga yang karena hubungan seks di luar nikah. Kedua pihak, baik laki ataupun perempuan, tidak menginginkan anak. Sementara si perempuan sudah terlanjur hamil.
Akhirnya aborsi terjadi. Aborsi dilakukan dengan mengeluarkan janin dari rahim dengan paksa. Arist menyatakan aborsi yang bermula dari seks di luar nikah terjadi karena kurangnya kontrol sosial. Orang tua dianggap tidak begitu mengetahui aktifitas anak sehingga lepas kontrol.
Saat sekolah sang anak berkenalan, bahkan pacaran dengan teman laki-laki di sekolah. Hubungan saling mencintai antar keduanya mengakibatkan mereka nekat melakukan hubungan laiknya suami-istri dengan berdasarkan suka sama suka. Arist menyatakan orang tua harus lebih ketat memantau aktifitas anak-anaknya. "Jangan hanya asyik bekerja," ungkapnya.
Janin bayi dengan panjang sekitar 30 sentimeter yang beratnya diperkirakan sekitar 3 kilogram pertama kali ditemukan petugas kebersihan BKT, Areno (19 tahun pada pukul 10.30 WIB. Kulit janin itu sudah berwarna abu-abu kecoklatan, tidak lagi merah seperti janin baru dilahirkan.
Wajahnya tidak lagi berbentuk. Diperkirakan berjenis kelamin laki-laki, karena ada sedikit daging menyembul di bawah pusar. Bagian wajah dan kemaluan janin itu sudah dikerumuni semut. Jari-jari janin itu sudah terbentuk mungil.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Duren Sawit, Ajun Komisaris Sukisno, menyatakan pihaknya masih menyelidiki mayat janin itu. Dirinya memperkirakan janin tersebut sudah sekitar sebulan membusuk. Dia mengaku agak sulit untuk mengidentifikasi janin itu.
"Kita baru akan mengetahui apakah hasil aborsi atau bukan dari visum," jelasnya. Saat ini, mayat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat, untuk diteliti.