Kamis 14 Jul 2011 10:28 WIB

Masyarakat Miskin Kota Bogor Suka 'Bakar Uang'

Rep: C16/ Red: Johar Arif
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Masyarakat miskin Kota Bogor lebih banyak menggunakan uangnya untuk membeli rokok/alkohol ketimbang membiayai pendidikan dan kesehatan. Hasil Susenas (Sensus Nasional) tahun 2006, yang merupakan dasar diterapkannya penerapan kawasan tanpa rokok di Kota Bogor, menyebutkan pada kelompok 20% termiskin di Kota Bogor, belanja rokok/alkohol mencapai 6,9%, sementara pendidikan 6,4%, dan kesehatan 2%.

Mantan Kepala Dinas Kota Bogor, Triwandha Elan, dalam seminar Dukungan Pers dalam Penegakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), mengatakan dari hasil SUSEDA Jabar 2002, Kota Bogor memiliki konsumsi rokok tertinggi di Jabar, yaitu 22,51% usia lebih dari 10 tahun merokok.  Dari jumlah itu, 68,5%-nya mengisap rokok 7-12 batang per hari, dan 72,2%-nya merokok pertama kali pada usia kurang dari 10 tahun. Dalam Susenas tahun 2006 disebutkan bahwa pengeluaran belanja rokok mencapai Rp 69 ribu sampai Rp 90 ribu per KK miskin per bulan.

Triwandha menjelaskan asap rokok adalah kontributor utama dari polusi udara di dalam ruangan pada kantor pemerintahan, tempat hiburan, tempat makan, dan rumah sakit di Kota Bogor. Yang tertinggi dalam mengkonsumsi rokok adalah pada tempat hiburan, selanjutnya tempat makan, kantor pemerintahan, dan rumah sakit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement