REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kondisi armada bus Transjakarta koridor I (Blok M-Kota) sudah banyak yang rusak. Hingga kini kerusakan belum juga diperbaiki.
Karet pelapis pintu terlepas, mesin suara otomatis tak berfungsi, Air Conditioner (AC) dan karpet lantai bus juga sudah banyak yang rusak, bahkan gantungan tangan untuk penumpang berdiri hanya tinggal sebagian saja.
Tak hanya itu, tak jarang dijumpai bus Transjakarta mogok di tengah jalan. "Peremajaan angkutan di Jakarta terkesan lamban," ujar Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana, Kamis (8/9).
Akibatnya, armada bus Transjakarta sering mengalami kerusakan. Hal ini diperparah dengan kualitas kurang baik hasil pabrikan dalam negeri. "Bus gandeng yang diproduksi dalam negeri lebih cepat rusak," tambah Sani, sapaan Triwisaksana.
Halte dan separator yang mangkrak hampir dua tahun kini banyak yang rusak. Padahal, itu dibangun dengan uang rakyat. "Ini sudah pasti merugikan rakyat," ujarnya.
Sani menjelaskan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan, tingkat kepuasan warga terhadap Transjakarta hanya 70 persen. Oleh sebab itu, Pemprov DKI harusnya segera meningkatkan kualitas pelayanan, "Salah satunya mempercepat peremajaan armada," katanya.
Pemprov DKI juga harus membuat terobosan dengan melakukan perawatan secara maksimal agar efektif mengurai kemacetan.
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, Muhammad Akbar, mengakui jika armada Transjakarta sudah saatnya diremajakan. "Memang benar saat ini sebagian armada mengalami kerusakan interior," ujarnya.
Namun demikian, lanjut dia, hal ini bukanlah hal yang signifikan. "Jika melihat umur pemakaian, masih ada waktu tiga tahun lagi," jelasnya. Saat ini usia pemakaian Transjakarta sudah mencapai tujuh tahun.
Saat ini BLU sedang mengadakan lelang untuk penyediaan 66 unit armada bus gandeng yang akan digunakan. Halte yang rusak, kata Akbar, juga akan diperbaiki Desember mendatang. "Atap jembatan dan halte busway akan diperbaiki. Lantai jembatan akan diganti dan dicat ulang," jelasnya.