REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ajang pemungutan suara untuk memilih Gubernur DKI periode 20012-2017 yang tinggal tujuh bulan lagi ternyata membuat sejumlah kandidat mulai mengambil ancang-ancang. Berbagai kemungkinan koalisi untuk memperkuat posisi dalam 'laga' Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI pun dijajaki.
Hal yang sama dilakukan oleh Tantowi Yahya. Dalam sebuah pertemuan, pria yang saat ini duduk di kursi Komisi I DPR RI ini ternyata sudah menyiapkan pasangan koalisi untuk dapat menemaninya maju ke ajang Pemilukada.
Tak tanggung-tanggung, Tantowi pun menggandeng Wakil Gubernur DKI, Prijanto, untuk dapat melawan calon kuat, yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI, Fauzi Bowo.
"Ini merupakan pertemuan saya yang kedua kalinya, dengan Prijanto. Dalam pertemuan ini, kita sama-sama mengungkapkan permasalahan kota Jakarta dan bagaimana mengatasinya," ujar Tantowi Yahya, Ahad (4/12).
Tak hanya membicarakan perihal mengenai masalah-masalah di Ibukota, dalam pertemuan tersebut, kedua politisi ini juga sibuk menjajaki kemungkinan koalisi untuk menantang incumbent Fauzi Bowo.
Menurut Tantowi, Prijanto merupakan figur Wakil Gubernur yang santun dan punya kapasitas yang mumpuni, sehingga sangat disayangkan jika perannya tidak begitu 'diberdayakan'. "Sudah menjadi rahasia umum, kalau peran dan wewenang Prijanto sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, selama ini dibatasi oleh Foke," kata Tantowi.
Meski mengaku sudah cocok dengan pasangan koalisinya, Tantowi menuturkan semua keputusan untuk saat ini masih tergantung pada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, yang selama ini mendasarkan keputusannya pada hasil survei.
"Tapi alhamdulillah, sejauh ini beberapa hasil survei menunjukkan indikasi yang positif ke arah saya," kata Tantowi.
Hal tersebut pun membuat Tantowi lebih optimis untuk dapat maju ke Pemilukada dengan mengusung nama Golkar. Sementara itu, Prijanto saat dikonfirmasi mengenai hal ini menilai, Tantowi merupakan kandidat calon Gubernur DKI Jakarta yang sangat potensial.
"Selain popularitas, akseptabilitas dan elektabilitasnya tertinggi dibanding kandidat lainnya, Tantowi dikenal sebagai kandidat yang bersih, muda, dan cerdas," ujar Prijanto.
Hal tersebut dituturkan Prijanto merupakan alasan bagi dirinya untuk dapat membangun koalisi dengan pria yang sempat berkarir sebagai presenter tersebut. "Soal siapa yang menjadi gubernur dan wakil gubernur, kami belum bicarakan dalam pertemuan tersebut. Yang penting, saya melihat sudah ada kesamaan visi-misi bagaimana membangun Jakarta," ujar Prijanto menambahkan.
Bagi Prijanto, pertemuan dengan Tantowi merupakan hal penting dalam upaya pencalonan dirinya menuju kursi DKI-1. Terlebih, dalam semua hasil survei, nama Tantowi terus memimpin hingga melampaui incumbent.
"Karena itu, saya merasa perlu untuk segera membangun koalisi. Mudah2an upaya membangun koalisi ini bisa terwujud," kata Prijanto.
Tak hanya menyiapkan pasangan koalisi, Tantowi juga ternyata telah menyediakan sebuah rumah pemenangan, yang dinilainya dapat turut membantu kemenangannya di Pemilukada 2012. Selain digunakan sebagai tempat konsolidasi, infrastruktur berbasis politik yang terletak di kawasan Sungai Bambu, Jakarta Utara ini juga merupakan rumah bagi rakyat yang menginginkan perubahan.
"Jadi siapa pun yang menginginkan perubahan di wilayah Jakarta, silahkan dan bisa bergabung di rumah pemenangan ini, " ujarnya.
Meski DPP Partai Golkar belum memutuskan apakah akan mengusung Tantowi untuk maju dalam Pemilukada membawa nama partai berlambang beringin tersebut, Tantowi rupanya tetap terus bekerja untuk meraih dukungan.
"Saya optimis, akan mendapat tiket dari DPP Partai Golkar, mengingat sejauh ini banyak survei yang menyebutkan saya punya peluang besar untuk meraih kursi DKI 1. Terlebih, partai Golkar merupakan partai modern, di mana setiap pengambilan keputusan selalu berbasis pada pertimbangan rasional dan survei," kata Tantowi menambahkan.