REPUBLIKA.CO.ID, KALIDERES – Area khusus wanita di bus Transjakarta ternyata belum populer. Ditemui di Terminal Kalideres, banyak penumpang pria yang enggan duduk di koridor belakang sesuai arahan petugas on board.
Alasannya macam-macam, mulai dari tujuan perjalanan yang dekat, sampai sekedar malas bepindah tempat duduk. "Sama saja ah, masa duduk di tempat sempit juga diatur-atur," kata Dewo, salah seorang penumpang, Senin (26/12).
Dewo baru mengetahui adanya area khusus wanita setelah ditunjukkan stiker penanda di bagian depan bus. Stiker bening dengan siluet wanita berwarna pink fuschia itu memang ditempel di beberapa tempat. Di dalam bis, biasanya stiker ditempel di kaca bagian tengah dan kaca depan. Di halte, stiker ditempel di pintu kaca tempat turun-naik penumpang.
Di halte Harmoni, tumpukan penumpang membuat imbauan petugas diacuhkan penumpang. Setelah lolos dari antrian panjang, penumpang langsung berebut tempat tanpa peduli di depan atau di belakang. "Udah datangnya 15 menit sekali, masa iya harus nunggu area kosong dulu, ya kelamaan," kata Aurora, mahasiswa Institut Kesenian Jakarta.
Bukannya tidak senang dengan kemunculan area khusus wanita ini. Namun, dirinya melihat jika peraturan ini tidak fleksibel, suatu hari pasti memancing protes dari para wanita juga. Bangku yang disediakan di koridor depan jumlahnya tidak sama dengan di koridor tengah. Berarti, jumlah penumpang perempuan yang bisa diangkut dalam satu kali perjalanan pun lebih sedikit.
Peraturan ini, menurut Aurora bisa tegas diberlakukan jika ada penambahan armada. Dengan jumlah armada yang terbatas seperti sekarang, peraturan ini hanya menyusahkan penumpang. Di sisi lain, akan lebih tepat jika diberlakukan area khusus lansia atau ibu hamil. Kedua golongan ini lebih membutuhkan perlakuan khusus. "Pada jam-jam padat, suka miris lihat lansia harus ikut berdiri, padahal yang muda banyak yang masih sehat," kata Aurora.