Rabu 28 Dec 2011 16:59 WIB

Nasib Puluhan Pedagang di Jalur Pipa Gas Belum Jelas

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, PAMULANG – Nasib puluhan pedagang yang berjualan di jalur pipa gas (JPG) milik Pertamina di Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) belum ada kejelasan. Hingga saat ini, belum tercapai kesepakatan antara pihak Pertamina dan pedagang.

Kepala Satpol Pamong Praja Kota Tangsel, Chairul Saleh, mengatakan pihak Pemkot hanya sebagai fasilitator antara pedagang dan pertamina. "Keputusan akhir dikembalikan ke Pertamina, apakah nantinya akan dilakukan penggusuran atau seperti apa ke depannya, belum tahu pasti. Sudah ada upaya fasilitasi antara Pertamina dan pedagang, namun hingga saat ini belum ada titik temu," ujarnya, Rabu (28/12).

Lahan yang digunakan pedagang, lanjut Chairul, merupakan jalur pipa gas Pertamina. Apa pun hasil pertemuan Pemkot dengan Pertamina, semua diserahkan kepada Pertamina. "Kita hanya melakukan sosialisasi dan menjalankan hasil dari hasil pertemuan. Apa pun bentuknya diharapkan ada kesadaran dari para pedagang untuk tidak berjualan di arena jalur pipa gas ini," kata dia.

Di sisi lain, para pedagang di kawasan pipa gas depan kampus Universitas Pamulang (Unpam) itu masih berharap diperbolehkan berjualan di JPG hingga ada hasil negosiasi yang dilakukan Pemerintah Kota Tangsel dengan pihak Pertamina.

Pedagang tahu bulat yang juga merupakan salah satu perwakilan pedagang di jalur pipa gas, Rustam, mengaku diundang bertemu dengan Pemerintah Kota Tangsel, yakni Sekretaris Daerah (Sekda), Asisten daerah I, II dan III, untuk membahas masalah penertiban pedagang.

"Jumat lalu, Pemkot berjanji akan melakukan negosiasi dengan pihak Pertamina, sehingga para pedagang sedang menunggu hasil dari pertemuan tersebut. Saya berharap pertemuan tersebut menghasilkan titik temu, dan kami masih diperbolehkan untuk berjualan di lahan tersebut," kata Rustam.

Ia dan para pedagang lainnya berharap ada rasa kepedulian dari Pemkot untuk para pedagang yang sudah lama berjualan di Unpam ini. "Para pedagang ada yang berjualan sejak 20 tahun yang lalu. Kami harap ada hasil yang baik dari proses pertemuan Pemkot Tangsel dengan pihak Pertamina. Pedagang di Unpam sudah lama berjualan," jelas Rustam.

Sebelumnya, pihak Pertamina mengambil keputusan tersebut karena betapa berbahayanya jika di sekitar jalur pipa gas didirikan bangunan. "Jalur pipa gas tersebut merupakan gas yang memenuhi kebutuhan wilayah Banten dan Jawa Barat. Tentunya ini masih sangat aktif. Kalau ada bangunan di sekitar pipa gas, akan berakibat semburan gas seperti yang terjadi pada Lumpur Lapindo Jawa Timur," ujar Agung, perwakilan dari Pertamina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement