REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Meski sempat dinilai tak bertanggung jawab dan tak dapat menjalankan amanah, oleh sebagian pihak, alasan pengunduran diri Prijanto dapat diterima pimpinan fraksi partai politik. Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Prya Ramadhani menuturkan, pihaknya menerima penjelasan yang diutarakan Prijanto, dalam agenda pertemuan dengan beberapa pimpinan fraksi, Selasa (27/12) kemarin.
"Kalau mendengar dari penjelasan Pak Pri, bahwa dia sudah nggak bisa kerjasama lagi dengan pak Gubernur, kita setujui," ujar Prya, Rabu (28/12).
Menurut besan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie ini, pihaknya dapat memahami, alasan Prijanto yang akhir-akhir ini merasa kurang diperankan sehingga tidak bisa optimal menjalankan tugasnya sebagai Wakil Gubernur.
Tak hanya itu, dalam pertemuan tersebut, dituturkan Prya, Prijanto juga 'curhat' jika dalam beberapa waktu terakhir dirinya tak pernah diberikan wewenang, kalau Gubernur sedang tidak ada, atau tak bisa menjalankan tugasnya.
"Saat Gubernur tak ada, tugasnya malah diwakili oleh Sekretaris Daerah atau Deputi, dan ini salah. Mungkin pengunduran diri ini sudah merupakan akumulasi perasaan pak Pri," kata Prya.
Prya juga membantah, jika alasan Prijanto mengundurkan diri dari jabatan politisnya tersebut karena ingin maju menjadi Gubernur, di ajang Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur (Pemilugub) DKI, Juli 2012 mendatang.
"Ini bukanlah kebetulan semata, dan alasan mundur ini tidak ada hubungannya dengan keinginan untuk maju. Tidak terkait maju mundur, lah pokoknya," kata Prya sembari tertawa.
Prya menambahkan, pertemuan Prijanto selama 1,5 jam dengan 10 pimpinan fraksi yang dulu mendukungnya di Peilgub 2007 ini hanya untuk meminta dukungan, dan memberikan penjelasan terkait pengunduran dirinya yang terkesan mendadak. "Yang jelas kita dari Golkar bisa terima," kata Prya lagi.