Kamis 29 Dec 2011 17:43 WIB

Situ di Tangsel Jadi Bak Sampah Raksasa

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, PONDOK AREN – Situ-situ di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) agaknya sulit untuk bersih dari sampah. Hal ini terbukti dari banyaknya sampah yang terkumpul di setiap kegiatan membersihkan situ.

Kegiatan membersihkan Situ Parigi, Kamis (29/12) pagi misalnya, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Tangsel menemukan tumpukan sampah baik dari plastik masyarakat hingga pabrik. “Paling banyak adalah sampah plastik dari masyarakat dan anak-anak sekolah di sekitar situ, juga sampah  pabrik,” ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Tangsel, Rahmat Salam, Kamis (29/12).

Dari sembilan situ yang ada di Tangsel, ujar Rahmat, baru tiga situ yang dipulihkan dan dikonservasi. Sementara sisanya, akan diupayakan digenjot pemulihannya pada 2012. “Ketiga situ yang sudah dibersihkan dan dikembalikan ke fungsi awalnya yakni Situ Parigi, Situ Pamulang dan Situ Tujuh Muara,” jelas Rahmat.

Tak hanya dibersihkan, Rahmad menargetkan setiap situ akan dilengkapi dengan penanaman pohon untuk mengembalikan situ ke fungsi semula. Upaya ini merupakan langkah untuk menjadikan Tangsel sebagai kota yang ramah lingkungan. Penanaman pohon di sekitar situ sudah kerap kali dilakukan, seperti pohon trembesi, albasia, dan mahoni.

Sebelumnya, keberadaan situ di Tangsel memang semakin memprihatinkan. Situ di Tangsel kini tidak lagi menjadi daerah resapan air, tetapi sudah beralih fungsi menjadi bak sampah raksasa. Situ-situ juga semakin menyempit karena adanya pembangunan pemukiman di daerah sepadan situ.

Sebut saja luas Situ Legoso yang tadinya empat hektar, kini hanya tersisa satu hektar saja. Tak berbeda jauh, Situ Bungur dari luas sebelumnya 3,26 hektar, menjadi 2,6 hektar saja. Begitu pula penyempitan di Situ Rumpang yang semula 1,74 hektar, menjadi 1,7 hektar saja.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement