REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) rencananya akan mulai beroperasi sore ini. Namun sejumlah warga justru malah menyesalkan peresmian tol tersebut. Loh, kenapa?
Warga yang tinggal di kawasan sekitar perlintasan tol Cijago memang tidak mempermasalahkan mulai beroperasinya tol tersebut hari ini. Namun warga mengeluhkan keterlambatan pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang dijanjikan rampung sebelum peresmian jalan bebas hambatan tersebut.
Salah seorang warga Kelurahan Cisalak Pasar, Doni Setiawan (27) mengaku, sebelum pembangunan jalan tol Cijago Seksi I, warga masih bisa menyeberangi kawasan yang kini dijadikan lintasan jalan tol.
Doni menuturkan, sejumlah anak sekolah sebelumnya kerap melalui kawasan tol itu untuk mencapai sekolahnya. Namun, ia menyatakan, setelah peresmian tol itu, mereka sudah tidak bisa lagi melintasi kawasan itu lantaran akan banyak kendaraan roda empat yang lalu lalang melintas.
Doni menuturkan, warga telah mengusulkan pendirian JPO untuk memudahkan akses jalan warga sekitar kepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan jalan tol itu. Menurutnya, telah tercapai kesepakatan antara warga dan pihak terkait ihwal pembangunan JPO yang rampung sebelum peresmian.
Namun, hingga detik terakhir menjelang peresmian, proses pembangunan JPO baru sampai tahap pemasangan empat tiang pancang.
Sejumlah warga, kata Doni, sempat berencana akan mengerahkan massa untuk menghentikan peresmian jalan bebas hambatan itu. Akan tetapi, rencana tersebut urung dilakukan lantaran telah ada surat edaran dari pihak terkait pembangunan tol ihwal kepastian jadwal pendirian JPO.
Menurut surat edaran itu, pembangunan JPO akan dimulai pada 3 Februari 2012 dan akan memakan waktu konstruksi selama lima minggu. Doni mengancam, bila sampai tanggal 3 Februari belum ada pekerjaan konstruksi, sejumlah warga akan memblokade akses jalan tol tersebut.
Warga lain yang tinggal di kawasan sekitar jalan tol, Sari (32), mengungkapkan, keberadaan jalan tol Cijago menyulitkan akses jalan warga terutama anak sekolah. Menurutnya, sebelum ada jalan bebas hambatan itu, sejumlah siswa dapat tiba di sekolahnya dalam waktu 20 menit.
"Mereka hanya tinggal menyebrang kawasan jalan tol untuk sampai ke sekolahnya," tuturnya kepada Republika. Namun setelah peresmian jalan tol, sejumlah siswa harus mengambil jalan memutar melewati lorong jalan tol untuk mencapai sekolahnya. Waktu tempuh untuk mencapai sekolah menjadi dua kali lipat lebih lama.
Dari pantauan Republika, lintasan jalan Tol Cijago menengahi dua kelurahan yaitu, Kelurahan Cisalak Pasar dan Curug. Sejumlah anak sekolah banyak yang tinggal di Kecamatan Cisalak Pasar. Sementara sekolah yang mereka tuju berada di Kecamatan Curug.