Selasa 31 Jan 2012 15:13 WIB

Perkosaan di Angkot, Karakter Pribadi Si Sopir

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Hafidz Muftisany
Razia angkot (ilustrasi)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Razia angkot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI-- Kasus pemerkosaan di angkot yang kian marak terjadi di Indonesia menurut Indra, Ketua Organda Bekasi, disebabkan sifat-sifat pribadi dari sang supir." Kita hanya bisa melakukan pencegahan melalui pendataan diri dari para supir angkot", ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (31/1).

Ia memaparkan bahwa banyaknya supir tembak yang bersifat tidak menetap di satu wilayah adalah salah satu penyebab maraknya kasus pemerkosaan. "Supir tembak itu terkadang sebulan sekali pindah wilayah jadi susah mendata. Belum lagi supir-supir pendatang dari daerah yang jumlahnya banyak", katanya.

Untuk saat ini Organda Bekasi telah melakukan pencegahan melalui surat tertulis yang dikirimkan kepada para pengusaha angkutan. Isi surat tersebut ringkasnya menyatakan bahwa jangan memberi kendaraan kepada supir yang tidak punya identitas.

Selain itu menurut Indra, perubahan peraturan mengenai angkutan juga sangat diperlukan. "Untuk sekarang yang terdata Surat Izin Pengusaha Angkutan itu hanya nomor mobil angkutan, ke depannya diharapkan data mengenai nama supir serta nomor sim sang supir juga ikut dimasukkan. Tujuannya agar pihak kami bisa melakukan pengecekan secara cepat apabila ada kejadian-kejadian yang tak terduga", ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement