REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI - Perguruan Add'wah Cibadak, Kabupaten Sukabumi, tempat Pepi Fernando menimba ilmu semenjak SMP-SMA mengaku bahwa otak pelaku bom buku dan pimpinan teroris itu merupakan salah satu muridnya di perguruan tersebut. Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Islam Terpadu Add'wah, Lia Aulia Hanifah membenarkan, bahwa Pepi warga Kampung Sekarsari RT 02/06, Desa Munjul, Kecamatan pernah bersekolah di perguruan Islam ini.
"Pepi memang pernah bersekolah di sini," kata Lia, Kamis (28/4).
Lia menambahkan, namun yang diketahuinya, Pepi hanya bersekolah sampai tingkat Madrasah Tsanawiyah saja, tetapi dirinya tidak mengetahui apakah Pepi bersekolah di Madrasah Aliyah (MA) Add'wah. "Waktu itu, dia memang adik kelas saya, mungkin usia kami terpaut tiga sampai empat tahun, dan saat Pepi sekolah di sini saya sudah di MA," tambahnya yang juga merupakan cucu dari pendiri perguruan ini.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan, yang diketahui selama di sekolah kelakuan maupun pendidikan Pepi tidak begitu menonjol dibandingkan dengan teman-temannya. "Dia itu orangnya biasa-biasa saja tidak ada perilaku yang mencolok atau menonjol sebagaimana rekan-rekannya," jelas Lia.
Ia menuturkan, memang di perguruan ini, ada kurikulum tentang cara berdakwah, tetapi pihaknya tidak pernah mengajarkan kepada para muridnya untuk melakukan tindakan-tindakan seperti teror maupun bom bunuh diri. "Kami hanya mengajarkan dakwah kepada para murid sebagaimana mestinya saja dan kami tidak pernah mengajarkan sesuatu yang berbau teror apalagi membuat bom," tuturnya.
Dengan adanya informasi tersebut, tambah dia, pihaknya sempat kaget dan tidak menyangka ada muridnya seperti Pepi bisa menjadi teroris. "Bukannya kami menyangka mungkin perubahan sikap itu setelah Pepi lulus dari SMA, karena selama ini tidak ada yang menonjol dari sikap Pepi," ujar Lia.
Sementara itu, Lina adik kelas Pepi di MA Add'wah yang juga tetangga dekatnya namun beda RT tersebut, menyebutkan selama dirinya bersekolah dengan Pepi tidak ada perilaku yang berbeda. "Pepi merupakan anak baik dan sopan serta tidak mempunyai musuh," sebutnya.
Selain itu, Pepi juga tidak pernah bersikap tidak sopan kepada siapapun apalagi bersikap kasar. Kesehariannya di sekolah ia tidak terlalu menonjol sama seperti rekan-rekannya. "Dia itu orangnya baik dan belum pernah mempunyai musuh apalagi bersikap kasar kepada orang lain, dan saya tidak menyangka orang sebaik itu bisa menjadi teroris walaupun masih dugaan," tandas Lina.