Sabtu 30 Apr 2011 18:15 WIB

Pemkot Dumai Alokasikan 26,3 Persen APBD untuk Pendidikan

Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,DUMAI--Pemerintah Kota Dumai, Riau, memprioritaskan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2011 untuk pendidikan dengan angka sebesar 26,3 persen atau sekitar Rp200 miliar dari total Rp803 miliar.

Wali Kota Dumai, Khairul Anwar, di Dumai, Sabtu, mengatakan, pihaknya berkomitmen meningkatan kualitas pendidikan agar para lulusan mampu bersaing dalam skala nasional dan bahkan internasional.

"Wujud komitmen ini kita tujukkan dengan kebijakan pengalokasian anggaran untuk bidang pendidikan yang jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. Jika di 2010 pendidikan hanya dialokasikan APBD sebesar 20 persen, tahun ini sekitar 26,3 persen," katanya.

Ia mengatakan, alokasi itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada 2010, katanya, alokasi anggaran pendidikan sebesar Rp191,43 miliar dengan capaian kinerja sektor itu cukup meningkat dibandingkan dengan 2009.

Ia menjelaskan, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan formal setingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun itu meningkat sebesar 113 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 108 persen, dan SLTA 84 persen.

Angka partisipasi murni (APM), katanya, SD sebesar 96 persen, SMP 75 persen, dan SLTA sekitar 90 persen. "Dari APK tingkat SD dan SMP, menghasilkan bahwa semua usia siswa atau pelajar berusia antara 6-12 tahun (SD) dan 13-15 tahun (SMP). Hal demikian menunjukkan bahwa Dumai sudah berhasil dalam program nasional wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun sejak 2010 lalu," katanya.

Tetapi, katanya, hingga saat ini masih ditemukan beberapa anak usia sekolah yang tidak bersekolah khususnya di daerah transmigrasi setempat.

Selama dua tahun terakhir, katanya, pemkot setempat memfokuskan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di daerah itu guna optimalisasi pembangunan sektor itu.

"Sebagai upaya optimalisasi, kita juga melakukan perubahan status empat SD dari swasta naik menjadi status negeri. Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir angka bocah putus sekolah," kata Khairul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement